Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penderita Keterbelakangan Mental Aniaya Kerabatnya hingga Tewas

Kompas.com - 26/11/2019, 15:54 WIB
Dian Ade Permana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Harni (60) warga Kampung Klampeyan, Kelurahan Noborejo, Kecamatan Argomulyo, Salatiga meninggal dunia karena dianiaya DAS (25). Korban merupakan kerabat jauh dan selama ini menumpang di rumah keluarga DAS.

Menurut Kapolsek Argomulyo, AKP Muh Zazid, kejadian penganiayaan tersebut terjadi pada Senin (25/11/2019). Kejadian tersebut pertama kali diketahui saksi Partinah.

"Pada Senin sekira pukul 09.00, saksi berangkat kerja di warung mie ayam yang terletak di Kampung Jagalan, saat itu di rumah hanya ada korban dan pelaku," jelasnya, Selasa (26/11/2019). Saat ditinggal, korban sedang menyapu sedangkan pelaku di depan rumah bersama dengan tetangga.

Baca juga: Polisi Periksa Ibu dan Tetangga Remaja Keterbelakangan Mental yang Jasadnya Terkubur di Pekarangan

Sepulang kerja pada pukul 16.30, sampai di rumah, pintu bagian depan terbuka. Ketika masuk, Partinah melihat korban tergeletak di lantai dan merintih kesakitan.

"Dia lalu menghubungi tetangganya yang bernama Jumyati, dan mereka menggeser posisi korban agar tidak berada di depan pintu," kata Zazid.

Kemudian Jumyati mencari anak korban yaitu Marsudiyono alias Eko yang bekerja di Depo Pasir Jagalan.

"Mereka bersama tetangga yang bernama Prapto membawa korban ke rumah sakit untuk berobat, sempat juga ke Puskesmas Cebongan dan RS DKT. Namun karena kamar inap penuh, akhirnya dirawat di RSPAW Ngawen," paparnya.

Baca juga: Tetangga Ungkap Kegiatan Ibu Remaja Keterbelakangan Mental yang Ditemukan Tewas Terkubur di Pekarangan,

Setelah mendapatkan perawatan beberapa saat, korban dinyatakan meninggal dunia pada pukul 20.30. Dari hasil pemeriksaan, luka parah diderita korban di kedua mata dan mulut mengeluarkan darah.

Zazid mengatakan, dari keterangan saksi dan olah TKP, penganiayaan diduga dilakukan DAS, yang mengalami keterbelakangan mental.

"Anak korban, yakni Marsudiyono menerima hal tersebut sebagai musibah dan tidak akan menuntut pelaku yang memang sudah dikenal baik seluruh keluarganya, pelaku mengalami keterbelakangan mental, hal tersebut diwujudkan dalam bentuk surat pernyataan," ungkap Zazid.

Terpisah, Kapolres Salatiga AKBP Gatot Hendro Hartono mengatakan setelah dilaksanakan klarifikasi, kedua belah pihak menerima kejadian tersebut sebagai musibah.

"Pelaku sampai saat ini tidak ditahan, untuk proses selanjutnya menunggu hasil perkembangan di lapangan yang akan dilaksanakan oleh Polsek Argomulyo," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com