Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati Ungkap Resep Terpilih Jadi Wakil Rakyat: Blusukan dan Politik Uang

Kompas.com - 22/11/2019, 16:41 WIB
Kristian Erdianto,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengatakan, ada dua resep agar seseorang dapat terpilih menjadi anggota legislatif di tingkat pusat maupun daerah.

Dua cara ampuh meraup suara, pertama turun ke bawah untuk menggalang kekuatan dan mengorganisasi masyarakat. Kedua, yakni dengan menggunakan politik uang.

"Resep untuk menjadi anggota DPR itu hanya dua, apakah turun ke bawah, menggalang, mengorganisir rakyat, atau turunnya ke bawah dengan duit," ujar Megawati saat memberikan sambutan pada acara pembukaan Sekolah Pimpinan Dewan PDI-P di Kinasih Resort, Depok, Jawa Barat pada Jumat (22/11/2019).

Baca juga: PDI-P: Masa Jabatan Presiden Cukup 2 Periode

Meski demikian, lanjut Megawati, calon anggota legislatif yang menggunakan praktik politik uang biasanya tidak akan bertahan lebih dari satu periode.

"Dengan uang itu bisa saja. Tetapi makin hari makin luntur," kata Megawati.

Oleh sebab itu, Presiden ke-5 RI tersebut pun menginstruksikan calon wakil rakyat yang berasal dari PDI Perjuangan untuk memilih jalan pertama, yakni blusukan alias turun langsung bertemu rakyat.

"Saya tidak pernah lupa selalu katakan, kalau kalian ingin menjadi anggota legislatif, maka yang harus dipilih dari dua resep itu, menurut saya, turun ke bawah mengabdi pada rakyat," ucap dia.

Baca juga: Memahami Megawati Soekarnoputri...

Sontak, pernyataan Megawati disambut tepuk tangan para kader yang hadir.

Dalam acara tersebut, hadir sejumlah petinggi PDI-P. Antara lain Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto, Ketua DPP Puan Maharani, Utut Adianto dan Djarot Saiful Hidayat.

Total ada 18 kader PDI-P yang menjadi Ketua DPRD tingkat propinsi (53 persen) dan 12 orang wakil ketua. Di tingkat Kabupaten/Kota, ada 161 kader menjadi Ketua DPRD (31 persen) dan 146 wakil ketua DPRD. 

 

Kompas TV Alih-alih menggunakan cat air, atau cat minyak, wirasto, justru memilih ampas kopi. Berawal dari coba-coba, pelukis asal malang ini, mengguratkan sisa ampas kopi yang ia minum di atas kanvas.<br /> <br /> Karena kebiasaannya menyeruput kopi, dan merokok, 20 tahun lalu, Wirasto divonis dokter menderita penyakit liver. Tapi siapa sangka, hal itu justru menjadi bagian dari perjalanan proses kreatifnya. Melukis dengan menggunakan ampas kopi tidak jauh berbeda dengan cat air atau minyak. Sebagian besar karya lukis Wirasto, bergaya realis, tak jarang bertemakan kritik sosial, atau menceritakan kondisi yang ada dalam masyarakat saat ini. Karena unik, lukisan dari ampas kopi Wirasto punya banyak peminat. Tak hanya dibeli kolektor di dalam negeri, kolektor dari luar negeri juga mencari karyanya, yang dijual mulai dari 15-40 puluh juta rupiah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com