JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilu sebagai bentuk estafet kepemimpinan.
Hal itu yang terlintas di benak Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko begitu mendengar kata "2024", saat berbincang santai dengan Kompas.com di Kantornya, Gedung Bina Graha, Jakarta, Senin (4/11/2019).
Bagi mantan Panglima TNI itu, tahun 2024 juga bermakna munculnya lompatan demi lompatan sebagai hasil yang bisa dipetik dari pemerintahan Presiden Joko Widodo pada periode pertama dan kedua.
Baca juga: Jokowi Faktor Kunci Pemilihan Ketua Umum Golkar 2019-2024
Ia yakin dengan masifnya pembangunan infrastruktur dan SDM di pemerintahan Jokowi, akan muncul capaian-capaian positif yang melandasi estafet kepemimpinan pada Pemilu 2024 yang akan dihiasi wajah-wajah muda.
"Karena ini juga setelah Presiden membangun pondasi, Presiden akan melakukan lompatan. Lompatan ini adalah lompatan yang beruntun. Sehingga nanti diharapkan 2024 itu sebuah estafet kepemimpinan yang keberlanjutannya terbawa dengan baik," ujar Moeldoko.
Baca juga: VIDEO: Saat Moeldoko Kenang SBY sebagai Senior
Dalam perbincangan santai itu, Moeldoko pun bercerita mengenai kegiatannya saat pensiun. Ia memilih bercocok tanam untuk mengisi waktu luangnya.
Sang bapak yang dulu petani menjadi inspirasi jenderal bintang empat itu bercocok tanam. Kini tak tanggung-tanggung, Moeldoko didapuk sebagai Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia versi Musyawarah Nasional yang dipimpin Oesman Sapta Odang.
"Karena saya anaknya petani. Dan saya selaku ketua HKTI sekarang. Maka itu pilihan hidup saya waktu saya pensiun. Saya punya waktu banyak waktu itu setelah 2,5 tahun saya pensiun maka saya membangun usaha di bidang pertanian dan alhamdulillah itu menjadi pilihan saya," tutur dia.
Baca juga: Moeldoko: Pembangunan di Papua Tak Berhenti karena Teror dan Kekerasan
Mantan Panglima TNI itu yang sebelumnya berurusan dengan masalah pertahanan dan persenjataan kini menjalani perannya di dunia yang berbeda 180 derajat.
Sebagai Kepala KSP, Moeldoko kini kerap bersentuhan dengan tugas-tugas baru seperti mempercepat masuknya investasi ke Indonesia.
Ia pun bercerita mengenai minimnya investasi yang masuk ke Indonesia sehingga semua hal terkait investasi perlu disegerakan.
"Investasi, segera. Kenapa? Karena kita enggak akan menjadi negara yang cepat maju, kalau tidak semuanya disegerakan. Karena itulah segera perbaiki regulasi, perbaiki environment. Segera perbaiki ekosistem. Sehingga segera bertumbuh dengan cepat," tutupnya.