Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

VIDEO: Saat Moeldoko Kenang SBY sebagai Senior

Kompas.com - 20/11/2019, 07:35 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Senior. Kata itu meluncur dengan pasti dari mulut Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko begitu mendengar nama Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Bagi Moeldoko yang pernah dipercaya menjabat Panglima TNI oleh SBY di masa kepresidenannya, sosok Ketua Umum Partai Demokrat itu tak hanya sebatas mantan atasan.

"Ya, begini, dalam kehidupan itu ada senior dan atasan. Kalau atasan kita, loyality kita penuh. Tapi kalau senior, kita respect. Jadi untuk membedakan antara loyality dan respect," ujar Moeldoko dalam wawancara khusus bersama Kompas.com di Kantor KSP Gedung Bina Graha, Jakarta, Senin (4/11/2019).

Baca juga: Staf KSP Teken Pakta Integritas, Moeldoko: Yang Tak Sepakat Cari Kerjaan Lain

Ia menaruh hormat kepada SBY selaku senior di TNI dan pemerintahan meski pada Pilpres 2019 mereka mendukung capres yang berbeda.

Masuk Akabri, SBY lebih dulu dibanding Moeldoko. SBY masuk Akabri pada 1973 sedangkan Moeldoko pada 1981.

"Karena kita udah tahu. Bahwa kalau kita di bawahnya pemimpin loyalitas kan harus (tinggi). Tapi senior yes, kita harus respect. Enggak boleh dikurangi. Nah itu," ujar dia.

Dalam perbincangan santai itu, Moeldoko pun bercerita mengenai kegiatannya saat pensiun. Ia memilih bercocok tanam untuk mengisi waktu luangnya.

Baca juga: Pernah Bingungkan Moeldoko, Apa Itu Stunting dan Bagaimana Efeknya?

Sang bapak yang dulu petani menjadi inspirasi jenderal bintang empat itu bercocok tanam. Kini tak tanggung-tanggung, Moeldoko didapuk sebagai Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia versi Musyawarah Nasional yang dipimpin Oesman Sapta Odang.

"Karena saya anaknya petani. Dan saya selaku ketua HKTI sekarang. Maka itu pilihan hidup saya waktu saya pensiun

Kompas TV KSP Moeldoko tanggapi permintaan pulang untuk Rizieq Shihab dari Wasekjen PBNU Isfah Abidal Azis. Menurut Moeldoko perihal kepulangan Rizieq tinggal pulang saja, tanpa harus menunggu apapun. Hal itu disampaikannya dalam wawancara di komplek istana kepresidenan Rabu (30/10). Sebelumnya beredar video viral di media sosial terkait pernyataan Isfah yang meminta al Habib Muhammad Rizieq bin Shihab berhak untuk pulang dan kembali ke Indonesia. Rizieq sendiri tinggal di Makkah, Arab Saudi sejak April 2017. Rizieq diketahui terjerat 2 kasus, yaitu dugaan percakapan mesum dan penistaan pancasila. #moeldoko #rizieqshihab #fpi


. Saya punya waktu banyak waktu itu setelah 2,5 tahun saya pensiun maka saya membangun usaha di bidang pertanian dan alhamdulillah itu menjadi pilihan saya," tutur dia.

Mantan Panglima TNI itu yang sebelumnya berurusan dengan masalah pertahanan dan persenjataan kini menjalani perannya di dunia yang berbeda 180 derajat.

 

Baca juga: Moeldoko: Kalau Ada Menteri yang Mulai Belok, Saya Akan Kencang

Sebagai Kepala KSP, Moeldoko kini kerap bersentuhan dengan tugas-tugas baru seperti memperepat masuknya investasi ke Indonesia.

Ia pun bercerita mengenai minimnya investasi yang masuk ke Indonesia sehingga semua hal terkait investasi perlu disegerakan.

"Investasi, segera. Kenapa? Karena kita enggak akan menjadi negara yang cepat maju, kalau tidak semuanya disegerakan. Karena itulah segera perbaiki regulasi, perbaiki environment. Segera perbaiki ekosistem. Sehingga segera bertumbuh dengan cepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com