JAKARTA, KOMPAS.com - Senior. Kata itu meluncur dengan pasti dari mulut Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko begitu mendengar nama Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Bagi Moeldoko yang pernah dipercaya menjabat Panglima TNI oleh SBY di masa kepresidenannya, sosok Ketua Umum Partai Demokrat itu tak hanya sebatas mantan atasan.
"Ya, begini, dalam kehidupan itu ada senior dan atasan. Kalau atasan kita, loyality kita penuh. Tapi kalau senior, kita respect. Jadi untuk membedakan antara loyality dan respect," ujar Moeldoko dalam wawancara khusus bersama Kompas.com di Kantor KSP Gedung Bina Graha, Jakarta, Senin (4/11/2019).
Baca juga: Staf KSP Teken Pakta Integritas, Moeldoko: Yang Tak Sepakat Cari Kerjaan Lain
Ia menaruh hormat kepada SBY selaku senior di TNI dan pemerintahan meski pada Pilpres 2019 mereka mendukung capres yang berbeda.
Masuk Akabri, SBY lebih dulu dibanding Moeldoko. SBY masuk Akabri pada 1973 sedangkan Moeldoko pada 1981.
"Karena kita udah tahu. Bahwa kalau kita di bawahnya pemimpin loyalitas kan harus (tinggi). Tapi senior yes, kita harus respect. Enggak boleh dikurangi. Nah itu," ujar dia.
Dalam perbincangan santai itu, Moeldoko pun bercerita mengenai kegiatannya saat pensiun. Ia memilih bercocok tanam untuk mengisi waktu luangnya.
Baca juga: Pernah Bingungkan Moeldoko, Apa Itu Stunting dan Bagaimana Efeknya?
Sang bapak yang dulu petani menjadi inspirasi jenderal bintang empat itu bercocok tanam. Kini tak tanggung-tanggung, Moeldoko didapuk sebagai Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia versi Musyawarah Nasional yang dipimpin Oesman Sapta Odang.
"Karena saya anaknya petani. Dan saya selaku ketua HKTI sekarang. Maka itu pilihan hidup saya waktu saya pensiun
. Saya punya waktu banyak waktu itu setelah 2,5 tahun saya pensiun maka saya membangun usaha di bidang pertanian dan alhamdulillah itu menjadi pilihan saya," tutur dia.
Mantan Panglima TNI itu yang sebelumnya berurusan dengan masalah pertahanan dan persenjataan kini menjalani perannya di dunia yang berbeda 180 derajat.
Baca juga: Moeldoko: Kalau Ada Menteri yang Mulai Belok, Saya Akan Kencang
Sebagai Kepala KSP, Moeldoko kini kerap bersentuhan dengan tugas-tugas baru seperti memperepat masuknya investasi ke Indonesia.
Ia pun bercerita mengenai minimnya investasi yang masuk ke Indonesia sehingga semua hal terkait investasi perlu disegerakan.
"Investasi, segera. Kenapa? Karena kita enggak akan menjadi negara yang cepat maju, kalau tidak semuanya disegerakan. Karena itulah segera perbaiki regulasi, perbaiki environment. Segera perbaiki ekosistem. Sehingga segera bertumbuh dengan cepat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.