JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko memastikan pembangunan infrastruktur di Papua akan tetap berjalan di periode kedua Presiden Joko Widodo bersama Ma'ruf Amin.
Pembangunan tetap dilakukan meski aksi kekerasan dan gerakan separatisme masih kerap terjadi di bumi cenderawasih.
"Itu sudah diucapkan Presiden, kita tidak akan berhenti melakukan pembangunan di Papua hanya karena adanya teror aksi kekerasan. Enggak. Tetap harus jalan," kata Moeldoko dalam wawancara khusus dengan Kompas.com di Kantor KSP, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (4/11/2019).
Baca juga: Mirip Kepala Naga, Inilah Spesies Anggrek Terbaru dari Tanah Papua
Menurut Moeldoko, hal inilah yang mendasari Jokowi menunjuk putra asli Papua, Wempi Wetipo, sebagai Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Wempi mendapatkan tugas khusus untuk mengawal pembangunan di wilayah Indonesia Timur, khususnya di Papua.
"Karena kita berpikir future (masa depan). Bagaimana pembangunan manusia bisa terus berkembang dan infrastruktur adalah salah satu caranya. Yang tadinya tidak terjangkau dengan baik, akses pendidikan, kesehatan, maka dengan infrastruktur semuanya akan mudah, akan berubah peradaban itu," kata dia.
Terkait penanganan gerakan separatis di Papua, mantan Panglima TNI ini menilai butuh pendekatan holistik, tak cukup hanya dengan pendekatan keamanan.
Moeldoko menyebut para prajurit TN dan aparat kepolisian yang dikirim ke Papua akan menggunakan pendekatan kesejahteraan.
"Saya saat jadi Panglima selalu saya bilang kepada prajurit saya sebelum dia berangkat, kalian para prajurit konsep yang ingin saya lakukan adalah cangkul ada di depan, tapi senjata kamu ada di belakang," ujarnya.
Baca juga: Bertemu PM Australia, Jokowi Cerita Kunjungannya ke Papua
Moeldoko sendiri menilai saat ini Papua sudah dalam kondisi stabil. Terbukti kunjungan Presiden ke Papua beberapa waktu lalu juga berjalan dengan aman dan lancar. Ia berharap suasana seperti ini terus terjadi di bumi cenderawasih.
"Kita perlu menciptakan suasana stabil yang permanen, ini yang memerlukan pendekatan holistik. Kalau parsial-parsial tidak bisa," ujarnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.