Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Melli Darsa
President Harvard Club Indonesia

Founder & Senior Partner of Melli Darsa & Co. Advocates and Legal Consultants, PwC Indonesia. President Harvard Club Indonesia

Siap Menyambut Era E-Justice di Indonesia?

Kompas.com - 11/11/2019, 11:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Meskipun awalnya terdengar aneh, konsep ini bukan tidak mungkin terjadi. Praktisi hukum perlu melihat bidang-bidang lain yang mulai mengalami perubahan serupa.

Misal, di bidang kedokteran. Pada 2018, sistem AI bernama BioMind mengalahkan tim yang terdiri dari 15 dokter dalam menegakkan diagnosis tumor otak.

Praktisi hukum harus berubah

Memang semua disrupsi digital yang terjadi dalam bidang hukum masih berada di tahap awal.

Sekarang, tugas para praktisi hukum bukan hanya duduk diam menantikan terjadinya perubahan, melainkan kita harus turut berpatisipasi aktif dalam mempercepat terjadinya perubahan, atau mempercepat terwujudnya era e-Justice.

Baca juga: Kronik KUHP: Seabad di Bawah Bayang Hukum Kolonial

Untuk melakukan hal tersebut, ada tiga hal mendasar yang dapat dilakukan para praktisi hukum.

Pertama, digitalkan yang bisa didigitalkan. Kita harus berani mengidentifikasi berbagai bagian dari proses hukum yang bisa lebih efektif jika didigitalkan.

Dalam melakukan ini tentu akan ada perbedaan pendapat, akan tetapi sudah begitu banyak contoh di dunia yang dapat menjadi referensi, seperti yang terjadi di Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Kedua, praktisi hukum harus memiliki keahlian digital. Mulai dari penggunaan sistem AI yang memudahkan pekerjaan hingga mampu membangun sistem digital sendiri untuk menyelesaikan berbagai persoalan sehari-hari yang dihadapi praktisi hukum.

Semua keahlian tersebut harus dikuasai, jika ingin tetap relevan terhadap perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat atas jasa penasihat hukum di era digital.

Ketiga, para praktisi hukum harus menemukan keunggulan dalam wujud nyata sebagai penasihat hukum dibandingkan dengan AI.

Baca juga: Polemik RKUHP, dari Menjerat Ranah Privat sampai Mengancam Demokrasi

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kita nantinya sudah tidak bisa berlindung di balik sertifikat pendidikan hukum atau sertifikat profesi. Kita juga tidak bisa menghentikan AI menyederhanakan berbagai bagian dari pekerjaan praktisi hukum.

Apa yang bisa kita lakukan adalah mengasah kemampuan kita untuk bisa bermitra dengan AI, serta memberikan sesuatu kepada para pencari keadilan yang tidak dapat diberikan oleh AI.

Artinya, peran human intelligence di dalam mengambil sebuah keputusan hukum tetap menjadi yang terpenting.

Di saat AI dapat berperan melalui statistik dan data untuk mempercepat dan mempermudah praktisi hukum dalam menyelesaikan pekerjaannya, para praktisi hukum harus terus berperan dengan pengalaman dan naluri kemanusiaannya untuk dapat memberikan rasa keadilan yang sesungguhnya.

Perjalanan Indonesia di era e-Justice tidak akan mudah. Banyak yang akan terjadi dan menantang hukum, beserta praktisinya, untuk memenuhi rasa keadilan yang diinginkan oleh masyarakat yang semakin terbiasa dengan kehidupan serba digital.

Akan tetapi kita harus ingat bahwa e-Justice adalah bagian penting yang harus dimiliki Indonesia jika ingin benar-benar menjadi negara maju.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com