Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WNI Meninggal Saat Antre Paspor di KBRI Kuala Lumpur, Ini Penjelasan Kemenlu

Kompas.com - 01/11/2019, 13:36 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha menjelaskan perihal meninggalnya seorang WNI saat antre pelayanan paspor di Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (31/10/2019) malam.

Pihak Kemenlu RI menyatakan bahwa penyebab meninggalnya adalah sakit jantung.

Selain itu, Judha mengatakan, pelayanan di KBRI Kuala Lumpur selama ini memang dibuka selama 24 jam. Sehingga, mereka yang mengantre bukan berarti telah mengantre semalaman.

"Layanan KBRI di Kuala Lumpur itu 24 jam, bukan antre semalaman. Jadi mereka dulu mengantrenya pada pagi hari untuk dapat nomor sehingga orang-orang sudah datang sejak semalam karena datang dari luar kota," kata Judha kepada Kompas.com, Jumat (1/11/2019).

Dengan melihat kondisi sebelumnya, kata dia, maka pihak KBRI Kuala Lumpur membuat kebijakan untuk membuka antrean pelayanan tersebut sejak malam.

Baca juga: Antre Layanan Paspor hingga Malam, Seorang WNI Meninggal di Trotoar KBRI Kuala Lumpur

Hal tersebut dilakukan untuk membantu mereka yang datang dari luar kota agar tidak terlantar di luar gedung KBRI Kuala Lumpur.

"Jadi memindahkan antrean yang tadinya pagi jadi malam. Sebab (sebelumnya) warga kita sudah tiba sejak malam karena banyak yang dari luar kota. Begitu mereka tiba, sekarang mereka bisa langsung masuk. Dulu mereka menginap dulu di luar, baru bisa masuk (pelayanan) pagi hari sejak malam," kata dia.

Adapun terkait dengan kejadian meninggalnya seorang WNI saat melakukan antrean pelayanan di KBRI Kuala Lumpur tersebut, kata dia, kejadiannya berlangsung saat pelayanan malam baru dibuka.

Bahkan, kata dia, WNI yang meninggal dunia itu belum mengantre lama karena pelayanan baru mulai dibuka setelah Maghrib.

"Beliau sudah sakit jantung sehingga kapan pun bisa terjadi," kata dia.

Sebelumnya, seorang WNI yang diketahui bernama Tamam meninggal dunia di depan trotoar KBRI Kuala Lumpur pada Kamis (31/10/2019) saat sedang mengantre pelayanan paspor di KBRI.

Kabar tersebut pertama kali diunggah melalui akun Facebook Anis Hidayah, aktivis Migrant Care pada Jumat (1/11/2019) pagi.

Anis menulis, adanya kejadian yang menimpa Pak Tamam tersebut harus menjadi memomentum dan bahan evaluasi dari Kemenlu, Dirjen Imigrasi, dan KBRI Kuala Lumpur sendiri.

"Bagaimana semestinya mekanisme antrean paspor harus dibangun secara lebih manusiawi. Di antara antrean itu juga banyak perempuan dengan usia senja," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Nasional
Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi: Bagus, Bagus...

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi: Bagus, Bagus...

Nasional
PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

Nasional
Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Nasional
Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Nasional
Menpan-RB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN Juni

Menpan-RB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN Juni

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com