Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Formappi: Belum Ada Tanda-tanda Parpol Lakukan Perubahan di Parlemen

Kompas.com - 29/10/2019, 15:39 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Formappi Lucius Karus menilai bahwa partai politik belum memiliki kemauan mendorong para anggotanya di parlemen agar melakukan perubahan.

Padahal, saat ini hampir seluruh parpol di parlemen berada di sisi pemerintah sehingga seharusnya para kader di parlemen dapat diarahkan untuk melahirkan hal-hal yang baik bagi bangsa.

"Melihat parpol dengan segala catatan soal sepak terjangnya, belum ada tanda-tanda mereka punya kemauan baik untuk menempatkan anggota di parlemen dan melakukan sesuatu untuk perubahan bangsa dengan dominasi parpol ini," ujar Lucius Karus saat menjadi pembicara di diskusi The Indonesian Institute, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (29/10/2019).

Baca juga: Catatan soal Kabinet Jokowi-Maruf: Menteri dari Parpol dan Keraguan Terwujudnya Agenda Pemberantasan Korupsi...

Lucius mengatakan, kekuatan koalisi yang hampir 80 persen berada di parlemen ini semestinya tidak memiliki hambatan dari posisi prosedural dalam koalisi pemerintahan. Terutama untuk memastikan kebijakan pemerintah agar bisa dieksekusi.

"Masalahnya, apakah ada kemauan baik itu? Parpol seharusnya minimal berpikir untuk tidak hambat DPR dalam melahirkan kebijakan baik yang penting untuk rakyat," kata dia.

Lucius justru khawatir kader parpol di parlemen mengeluarkan kebijakan yang menuai kontroversi di publik. Padahal, itu bukan kemauan anggota parlemen secara personal.

Salah satu contohnya adalah revisi UU KPK, beberapa waktu lalu.

"Banyak anggota yang ingin KPK kuat. Tapi mereka enggak bunyi saat ada kejahatan di depan. Orang baik dan buruk (di parlemen) itu tenggelam di bawah parpol," kata dia.

Baca juga: Komposisi Wakil Menteri Jokowi: 5 dari Parpol, 5 Profesional, serta Timses dan Relawan

Dengan demikian, kata dia, sangat terlihat bahwa cengkeraman parpol terlalu kuat untuk dihadang anggota yang mempunyai idealisme.

"Problem kita ada di parpol," kata dia.

Ditambah lagi, para anggota parlemen periode 2019- 2024 sejak dilantik belum melakukan pekerjaan apapun selain membentuk alat kelengkapan dewan (AKD).

 

Kompas TV Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menanggapi pernyataan Amien Rais. Mahfud sebut akan temui Amien Rais agar dirinya dijewer. "Saya mau ketemu Pak Amien Rais biar dijewer," ucap Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, di kantor Yayasan Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia (UII) Jl Cik Ditiro No 1 Terban, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Senin (28/10/2019). Sebelumnya, Amien akan membuat perhitungan bila dalam 6 bulan Kabinet Indonesia Maju tak bisa berbuat apa-apa. Bahkan jika tak sesuai dengan yang dijanjikan, maka Menteri Kabinet Indonesia Maju perlu dijewer. Pernyataan itu disampaikan Amien Rais setelah menjadi pembicara dalam kajian dengan tema "Islam dan Komunis (bahaya laten komunis)" di Masjid Jami' Karangkajen, Yogyakarta, Minggu (27/10/2019) malam. #AmienRais #MahfudMD #KabinetIndonesiaMaju
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com