Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Klaim Tim Teknis Kasus Novel Baswedan Terus Bekerja Keras

Kompas.com - 25/10/2019, 16:42 WIB
Devina Halim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim teknis yang dibentuk Polri untuk mengusut kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan diklaim terus bekerja.

Hal itu diungkapkan Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (25/10/2019).

"Saat ini terkait dengan penanganan kasus NB (Novel Baswedan), kami dari tim teknis masih bekerja terus, bahkan bekerja keras untuk bisa mengungkap perkara ini. Mohon doanya saja," ujar Asep.

Baca juga: Jokowi Dinilai Sedang Menyelamatkan Tito Karnavian yang Gagal Ungkap Kasus Novel

Ia menuturkan, hasil itu akan diungkapkan nantinya. Namun, ia tidak merinci kapan hasil investigasi akan diungkap ke publik.

"Nanti akan disampaikan setelah ada hasil secara resmi," katanya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo juga menegaskan akan tetap mengejar kepolisian untuk mengungkap kasus Novel Baswedan.

Meskipun Jenderal Pol (Purn) Tito Karnavian saat ini sudah menjadi Menteri Dalam Negeri, namun Jokowi akan mengejar kasus Novel ke Kapolri yang baru.

Baca juga: Alasan Jokowi Pilih Tito Jadi Mendagri meski Gagal Ungkap Kasus Novel

"Mengenai kasus yang ditanyakan tadi, saya kejar ke Kapolri yang baru agar bisa diselesaikan," kata Jokowi saat berbincang dengan wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (24/10/2019).

Jokowi pun mengaku sudah meminta laporan ke Tito terkait perkembangan kasus Novel. Menurutnya, sudah ada kemajuan meski pelaku belum terungkap.

Sebelumnya, Tim Gabungan Pencari Fakta yang dibentuk Kapolri gagal mengungkap pelaku penyerangan.

Kapolri pun membentuk tim teknis untuk menindaklanjuti temuan yang telah didapat oleh TGPF.

Baca juga: Kapolri Berganti, Jokowi Tetap Kejar Tuntaskan Kasus Novel Baswedan

Presiden Jokowi sudah meminta tim teknis yang dibentuk kepolisian menuntaskan kasus Novel dalam 3 bulan. Hal itu disampaikan Jokowi Istana Negara, Jakarta, Jumat (19/7/2019).

Namun hingga batas waktu itu lewat, kasus Novel masih belum terungkap. Jokowi justru menunjuk Kapolri Tito Karnavian sebagai Mendagri di kabinetnya yang baru.

Sebagai pengganti Tito, Jokowi mengajukan Kabareskrim Komjen (Pol) Idham Aziz sebagai calon tunggal Kapolri.

Untuk sementara, Wakapolri Komjen (Pol) Ari Dono menjabat sebagai pelaksana tugas Kapolri.

Kompas TV Dari perkembangan kasus penyiraman pada penyidik KPK tim advokasi Novel Baswedan mengirim surat permohonan informasi perkembangan penanganan perkara kepada Presiden Joko Widodo. Surat ini dikirimkan karena tenggat waktu 3 bulan untuk menemukan pelaku penyerangan Novel telah habis. Surat permohonan ini disampaikan tim hukum Novel, Alghiffari Aqsa yang datang ditemani anggota lain yakni Muhammad Isnur, Saor Siagian ke Sekretariat Negara. Tim hukum Novel meminta agar presiden Jokowi membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta Independen. Hal ini dikarenakan waktu yang diberikan Jokowi kepada tim pencari fakta sudah habis dan tak menemukan titik terang. Terkait kasus penyiraman air keras Novel mengaku kasusnya sudah dalam penyelidikan dan akan segera terungkap. Novel tetap berharap kepada kapolri dapat dengan cepat mengungkap kasusnya dengan serius. #NovelBaswedan #PenyiramanAirKeras #PresidenJokowi

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com