Surat utang itu digunakan secara spesifik untuk membiayai proyek-proyek untuk iklim dan lingkungan, yang terjual hingga 1,25 miliar dollar AS.
Baca juga: Cerita Sri Mulyani Saat “Dibajak” Jokowi dari Bank Dunia
Selain itu, di tengah pelemahan nilai tukar seiring perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, Pemerintah bersama Bank Indonesia juga dinilai berhasil menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Penghargaan Financial Minister of The Year 2019 Global and Asia Pasific juga diberikan oleh majalah The Banker kepada Sri Mulyani pada Januari 2019.
Capaian ini menambah prestasi mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.
Ia dinilai berhasil mempertahankan ketahanan fiskal di tengah berbagai bencana alam yang melanda Indonesia sepanjang 2018.
Baca juga: Sri Mulyani Jadi Menkeu Lagi, Ekonomi Indonesia Bisa Stagnan?
Salah satunya gempa dahsyat yang terjadi di Lombok pada Juli 2018 lalu.
"Sri Mulyani mulai memodernisasi respons negara terhadap bencana alam melalui pembiayaan risiko bencana baru dan strategi asuransi," tulis The Banker.
Sementara sebelumnya Indonesia selalu mengandalkan dana darurat sebesar Rp 3,1 triliun setiap tahun. Dana ini disisihkan dari anggaran untuk menutupi perbaikan setelah bencana alam.
Ia juga dinilai punya andil besar dalam menjaga fiskal negara dengan menjaga defisit anggaran APBN 2018 di bawah 2 persen dan mengubah sistem perpajakan untuk meningkatkan pendapatan negara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.