Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Insiden Doa, Gerindra Sebut MPR Belum Terapkan Kebinekaan

Kompas.com - 28/09/2019, 10:08 WIB
Ihsanuddin,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Fraksi Partai Gerindra menyesalkan MPR RI tidak menampilkan doa sebagaimana biasanya dalam Sidang Paripurna Akhir Masa Jabatan Periode 2014-2019, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jum'at (27/9/2019).

Padahal dalam rapat gabungan pimpinan MPR dan pimpinan fraksi, sudah disepakati agenda doa dalam rundown sidang paripurna tersebut.

"Doa di Sidang MPR itu seyogyanya giliran Fraksi Gerindra yang membacakan doa," kata Ketua Fraksi Gerindra MPR Fary Djemi Francis dalam keterangan tertulis, Sabtu (28/9/2019).

Fary menjelaskan, Sekjen MPR RI menghubungi pimpinan Fraksi Partai Gerindra pada Kamis (26/9/2019) sore. Mereka meminta nama pembaca doa yang akan diutus oleh fraksi.

Setelah mengkaji dengan segala pertimbangan, Fraksi Partai Gerindra memutuskan untuk mempercayakan Saraswati Djojohadikusumo untuk membacakan doa pada sidang tersebut.

Baca juga: Pembacaan Doa Disalip Zulkifli, Keponakan Prabowo Merasa Didiskriminasi

Beberapa dari sekian banyak pertimbangan Fraksi Partai Gerindra adalah untuk menggambarkan secara nyata bahwa Indonesia adalah Bhinneka Tunggal Ika.

"Sekali-sekali doa dipimpin oleh seorang non-muslim. Kan enggak masalah, karena memang jarang-jarang terjadi," kata Fary.

Alasan kedua, Fraksi Gerindra juga menunjuk Sara untuk menggambarkan secara nyata kesetaraan gender, termasuk dalam memimpin doa.

Alasan terakhir, Partai Gerindra juga ingin mendorong bahwa yang muda pun boleh memimpin doa di sidang MPR.

Namun, Gerindra menyesalkan keputusan Ketua MPR Zulkifli Hasan yang secara sepihak meniadakan sesi doa.

"Sesi doa akhirnya diputuskan oleh Ketua MPR untuk ditiadakan walaupun Fraksi Gerindra bersama Wakil Ketua MPR RI Ahmad Muzani berusaha menjelaskan pentingnya doa ini," kata Fary.

Baca juga: Ini Isi Doa Rahayu Saraswati yang Batal Dibacakan di Sidang Paripurna MPR

Fary menyebut, sebelumnya pihak kesekjenan MPR RI memang sudah mencoba mengonfirmasi kepada pimpinan Fraksi Partai Gerindra mengenai doa.

Akan tetapi, Fraksi Partai Gerindra menegaskan bahwa keputusan fraksi adalah doa dibacakan oleh Saraswati Djojohadikusumo sebagai utusan/perwakilan dari fraksi.

"Kami menyesalkan peristiwa ini. MPR RI sebagai tulang punggung Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika belum sepenuhnya menerapkan kebinekaan kita," kata dia.

Sebelumnya, Sara juga mengaku dirinya cukup terkejut atas pembatalan doa tersebut. Terlebih, di atas mimbar Zulkifli rupanya mengambil alih sebagai pembaca doa sidang dengan alasan mempersingkat waktu.

Sara mengatakan, atas kejadian itu, ia bersama anggota Fraksi Partai Gerindra lainnya memutuskan walk out dari sidang paripurna.

Penjelasan Zulkifli Hasan

Zulkifli Hasan sudah mengklarifikasi polemik soal "pengambilalihan" pembacaan doa ini.

Zulkifli mengatakan, Fraksi Partai Gerindra memang mengajukan anggota MPR Rahayu Saraswati Djojohadikusumo atau Sara untuk membaca doa.

Namun, dalam rapat pimpinan MPR diputuskan bahwa Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid yang menjadi pembaca doa.

"Rapat Pimpinan MPR tanggal 27 September 2019 membahas hal itu dan kemudian memutuskan bahwa yang akan memimpin doa dalam Sidang Paripurna adalah Bapak Hidayat Nurwahid, Wakil Ketua MPR RI," kata Zulkifli dalam keterangan tertulis, Jum'at (27/9/2019).

Baca juga: Klarifikasi Zulkifli Hasan soal Insiden Ambil Alih Doa di Sidang MPR

Kendati demikian, Wakil Ketua MPR Ahmad Muzani tak setuju Hidayat Nur Wahid memimpin doa. Ia mengatakan, setelah melalui pembahasan dengan semua pimpinan maka diputuskan pembacaan doa langsung dipimpin oleh Ketua MPR.

"Setelah melalui pembahasan yang melibatkan semua pimpinan MPR, maka pimpinan MPR memutuskan doa langsung dipimpin oleh Ketua MPR selaku Pimpinan Rapat Paripurna," ujarnya.

Zulkifli mengakui, Fraksi Partai Gerindra mengusulkan untuk mengganti Sara dengan anggota MPR yang lain. Namun, menurut dia, saat itu sidang paripurna telah diskors karena belum mencapai kuorum untuk memulai sidang.

Oleh karena itu, ia berpendapat dirinyalah yang harus membaca doa sesuai kesepakatan pimpinan MPR.

"Demikian penjelasan kami, semoga semua pihak dapat membicarakan ini secara lebih proporsional, dengan kepala dingin dan tidak melepaskan diri dari konteks yang kami diuraikan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com