Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selasa Kemarin, Ketika Mahasiswa Demonstran dan Ketua DPR Nyaris Bertemu...

Kompas.com - 25/09/2019, 13:21 WIB
Kristian Erdianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi unjuk rasa mahasiswa dan masyarakat sipil Rancangan Undang-Undang bermasalah di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senayan Jakarta, Selasa (24/9/2019), berakhir ricuh.

Awalnya, sejak Selasa siang, mahasiswa dari berbagai kampus menggelar mimbar bebas di luar pagar gedung DPR. Mereka berorasi secara bergantian di atas mobil pengeras suara.

Demonstran juga membawa poster dan memasang spanduk bernada protes terhadap pemerintah dan DPR. Dinding bagian luar pagar DPR pun tidak luput dari sasaran.

Mereka menilai berbagai kebijakan dan rancangan undang-undang yang dihasilkan sudah tidak sesuai dengan amanat reformasi.

Baca juga: Ketua DPR Besuk Mahasiswa Al Azhar yang Alami Luka Serius Saat Demo di DPR

Pelemahan pemberantasan korupsi, pemberangusan kebebasan sipil hingga kriminalisasi terhadap kelompok masyarakat kecil menjadi isu yang mereka angkat.

Kelompok nelayan, petani, pegiat literasi, hingga keluarga korban pelanggaran berat hak asasi manusia (HAM) ikut dalam aksi tersebut.

Sekitar pukul 12.30 WIB, mahasiswa meminta pimpinan DPR untuk menemui mereka di depan gedung DPR.

"Kami minta pak polisi menghadirkan Pimpinan DPR ke gerbang depan untuk menemui kami. Kami beri waktu 30 menit dari sekarang," ujar koordinator aksi dari atas mobil komando.

Baca juga: Ketua DPR: RKUHP Ditunda sampai Waktu yang Tak Ditentukan

Sementara itu di gedung Nusantara II tengah berlangsung Rapat Paripurna yang dipimpin oleh tiga pimpinan DPR, yakni Fahri Hamzah, Bambang Soesatyo dan Agus Hermanto.

Namun hingga pukul 16.00 WIB belum ada pimpinan DPR yang mendatangi mahasiswa.

Menjelang sore, mahasiswa berusaha memaksa masuk ke Gedung DPR. Massa demonstran semakin bertambah banyak.

Ruas jalan Gatot Subroto sudah padat dengan massa. Beberapa mahasiswi dievakuasi ke luar kerumunan karena kelelahan.

Baca juga: Ketua DPR: Kami Sudah Penuhi Tuntutan Mahasiswa, Pulanglah ke Rumah

Pasukan Brimob Polri, Selasa (24/9/2019), menghalau massa mahasiswa ke arah kawasan Semanggi menggunakan water canon. KOMPAS.com/ Kristian Erdianto Pasukan Brimob Polri, Selasa (24/9/2019), menghalau massa mahasiswa ke arah kawasan Semanggi menggunakan water canon.

Saking padatnya, sebagian mahasiswa memilih melompati pagar pembatas jalan tol dalam kota.

Aksi unjuk rasa semakin memanas. Mereka melempar botol kemasan air mineral ke arah gedung DPR dan aparat keamanan yang berjaga.

Polisi akhirnya melepaskan tembakan meriam air (water canon) ke arah mahasiswa yang berada di depan pagar gedung DPR, sekitar pukul 16.15 WIB

Halaman:


Terkini Lainnya

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Nasional
Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Nasional
Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Nasional
Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Nasional
Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Nasional
Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Nasional
Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Nasional
Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Nasional
Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Nasional
Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Nasional
DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

Nasional
Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Nasional
Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com