Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPR Dianggap Mementingkan Agenda Parpol, Wajar Masyarakat Tak Puas dengan Kinerjanya

Kompas.com - 23/09/2019, 12:03 WIB
Christoforus Ristianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai kinerja DPR RI periode 2014-2019 memang tidak memuaskan bagi masyarakat karena mereka lebih mementingkan agenda partai politiknya.

Hal itu diungkapkan Adi terkait jajak pendapat Litbang Kompas yang dilakukan pada 18-19 September 2019 terhadap 529 responden.

Dari hasil jajak pendapat tersebut, sebanyak 63,7 responden menyatakan tidak puas dengan kinerja legislasi DPR, 24,4 persen menyatakan puas, dan 11,9 persen menjawab tidak tahu.

Baca juga: Litbang Kompas: 66,2 Persen Responden Merasa Aspirasinya Tak Terwakili DPR 2014-2019

"Penilaian rakyat terhadap kinerja DPR periode ini memang rendah karana kerjanya tidak sesuai dengan ekspetasi masyarakat. Realisasi prolegnas juga tidak maksimal, artinya DPR tidak punya political will, justru sekarang mengebut RUU yang tidak pernah dibahas secara serius," ujar Adi saat dihubungi Kompas.com, Senin (23/9/2019).

"Jadi selama empat tahun ini DPR tidak ngapa-ngapain, tapi giliran mereka punya agenda penting untuk parpol, semunya dikebut seperti marathon," sambungnya.

Maka dari itu, Adi menganggap pandangan masyarakat yang negatif terhadap kinerja DPR periode ini negatif adalah hal yang wajar.

Baca juga: Kritik Kinerja Wakil Rakyat, Ratusan Mahasiswa Gelar Aksi Teatrikal Depan Gedung DPR RI

Hal itu diperparah lagi dengan adanya sejumlah aksi penolakan terhadap sejumlah rancangan undang-undang yang hendak disahkan pada akhir masa jabatan.

Penolakan RUU tersebut di antaranya revisi UU KPK yang telah disahkan dan Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP) yang kemudian diminta ditunda oleh Presiden Joko Widodo.

"DPR justri di akhir masa jabatannya melakukan manuver-manuver. Mereka ini mengesahkan RUU KPK yang tidak pernah dibahas dalam program legislasi nasional, kemudian secara tiba-tiba UU yang dianggap krusial itu dikebut, sama halnya juga dengan RKUHP, jadi wajar persepsi publik negatif terhadap DPR," papar Adi.

Baca juga: Tutup Ruang Dialog, DPR Dinilai Wajar Tak Dapat Ketidakpuasan Publik

Sebelumnya, dari hasil dari jajak pendapat Litbang Kompas, mayoritas responden juga tidak puas pada kinerja DPR, baik dalam fungsi pengawasan, legislasi, maupun penganggaran.

Dari tiga fungsi itu, responden paling tidak puas pada fungsi legislasi.

Sebanyak 63,7 responden menyatakan tidak puas, 24,4 persen menyatakan puas, dan 11,9 persen menjawab tidak tahu.

"Hampir dua pertiga publik (57-63 persen responden) menyatakan tak puas terhadap kinerja DPR dalam menjalankan fungsi legislasi, kontrol terhadap jalannya pemerintah, juga dalam membuat anggaran belanja negara. Angka tersebut relatif menetap dari rangkaian jajak pendapat," ujar peneliti Litbang Kompas Susanti Agustina seperti dikutip dari Harian Kompas, Senin (23/9/2019).

Kompas TV Dari cukup banyaknya jawaban responden yang menilai citra baik artinya publik masih menaruh harapan kepada muka-muka baru anggota DPR untuk bisa merubah citra buruk DPR. Lalu mampukah para wakil rakyat ini melepaskan diri dari jeratan stigma masa lalu? Produktivitas anggota DPR periode 2014-2019 disangsikan publik. Bahkan publik lebih ingat praktik korupsi yang berkali-kali dilakukan wakil rakyat. Apa yang harus dilakukan agar DPR periode 2019-2024 bisa lebih produktif dan terhindar dari godaan praktik korupsi? #DPR #WajahBaruDPR #KinerjaDPR
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pakar Pertanyakan KPK yang Belum Tahan Bupati Mimika Meski Kasasi Sudah Diputus

Pakar Pertanyakan KPK yang Belum Tahan Bupati Mimika Meski Kasasi Sudah Diputus

Nasional
5 Catatan PDI-P terhadap RUU Kementerian, Harus Perhatikan Efektivitas dan Efisiensi

5 Catatan PDI-P terhadap RUU Kementerian, Harus Perhatikan Efektivitas dan Efisiensi

Nasional
Analis: TNI AL Butuh Kapal Selam Interim karena Tingkat Kesiapan Tempur Tak Dapat Diandalkan

Analis: TNI AL Butuh Kapal Selam Interim karena Tingkat Kesiapan Tempur Tak Dapat Diandalkan

Nasional
Mulai Rangkaian Rakernas dengan Nyalakan Api dari Mrapen, PDI-P: Semoga Kegelapan Demokrasi Bisa Teratasi

Mulai Rangkaian Rakernas dengan Nyalakan Api dari Mrapen, PDI-P: Semoga Kegelapan Demokrasi Bisa Teratasi

Nasional
Pertamina Patra Niaga Jamin Ketersediaan Avtur untuk Penerbangan Haji 2024

Pertamina Patra Niaga Jamin Ketersediaan Avtur untuk Penerbangan Haji 2024

Nasional
BNPT Paparkan 6 Tantangan Penanganan Terorisme untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

BNPT Paparkan 6 Tantangan Penanganan Terorisme untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Komisi X DPR Sepakat Bentuk Panja Pembiayaan Pendidikan Buntut Kenaikan UKT

Komisi X DPR Sepakat Bentuk Panja Pembiayaan Pendidikan Buntut Kenaikan UKT

Nasional
Pimpinan Baru LPSK Janji Tingkatkan Kualitas Perlindungan Saksi dan Korban Tindak Pidana

Pimpinan Baru LPSK Janji Tingkatkan Kualitas Perlindungan Saksi dan Korban Tindak Pidana

Nasional
Soroti RUU MK yang Dibahas Diam-diam, PDI-P: Inilah Sisi Gelap Kekuasaan

Soroti RUU MK yang Dibahas Diam-diam, PDI-P: Inilah Sisi Gelap Kekuasaan

Nasional
Jemaah Haji Asal Makassar yang Sempat Gagal Terbang Karena Mesin Pesawat Garuda Terbakar Sudah Tiba di Madinah

Jemaah Haji Asal Makassar yang Sempat Gagal Terbang Karena Mesin Pesawat Garuda Terbakar Sudah Tiba di Madinah

Nasional
DPR dan Pemerintah Didesak Libatkan Masyarakat Bahas RUU Penyiaran

DPR dan Pemerintah Didesak Libatkan Masyarakat Bahas RUU Penyiaran

Nasional
Optimalkan Penanganan Bencana, Mensos Risma Uji Coba Jaringan RAPI

Optimalkan Penanganan Bencana, Mensos Risma Uji Coba Jaringan RAPI

Nasional
Komplit 5 Unit, Pesawat Super Hercules Terakhir Pesanan Indonesia Tiba di Halim

Komplit 5 Unit, Pesawat Super Hercules Terakhir Pesanan Indonesia Tiba di Halim

Nasional
TNI Gelar Simulasi Penerapan Hukum dalam Operasi Militer Selain Perang

TNI Gelar Simulasi Penerapan Hukum dalam Operasi Militer Selain Perang

Nasional
Jokowi Ingin Bansos Beras Lanjut hingga Desember, PDI-P: Cawe-cawe untuk Pilkada

Jokowi Ingin Bansos Beras Lanjut hingga Desember, PDI-P: Cawe-cawe untuk Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com