Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Walhi Sebut Pemerintah Tak Tegas Tindak Korporasi yang Terlibat Karhutla

Kompas.com - 13/09/2019, 22:41 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Departemen Advokasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Zenzi Suhadi menilai, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau dan Kalimantan Tengah terjadi lantaran pemerintah dan polisi tidak tegas dalam menindak korporasi yang terlibat di dalamnya.

Ia mengungkapkan, polisi kerap menerbitkan Surat Penghentian Penyidikan Perkara (SP3) pada kasus yang diproses sepanjang 2016-2018.

"SP3 masih banyak terjadi hingga 2018," ujar Zenzi saat dihubungi, Jumat (13/9/2019).

Baca juga: Karhutla Makin Parah, Pemerintah Tambah Personel demi Padamkan Api

Akibatnya, banyak lahan gambut yang tidak terpulihkan ekosistemnya sehingga memiliki potensi yang tinggi untuk kembali terbakar.

Selain itu, Zenzi mengatakan, pemerintah tak melakukan peninjauan ulang dalam pemberian konsesi lahan kepada korporasi yang terlibat dalam kasus karhutla.

Akibatnya, kebakaran di lahan gambut kembali terjadi lantaran korporasi tak memiliki SDM yang cukup untuk mengawasi lahan gambut agar tak terbakar.

Zenzi menambahkan, pemerintah tidak serius dalam mengembalikan ekosistem lahan gambut yang telah terbakar.

Baca juga: Setelah di Samarinda, Kabut Asap Karhutla Tunda 5 Penerbangan di Palembang

Hal itu dibuktikan dengan tidak dipulihkannya kanal-kanal yang mengering di sekitar lahan gambut. Kanal tersebut hanya terisi air di musim penghujan dan selalu kering di musim kemarau.

"Padahal, sejak 2016 kita sudah mengingatkan pemerintah bahwasannya turunnya angka kebakaran di 2017-2018, itu tidak mencerminkan tingkat risiko kebakaran. Artinya risiko kebakaran dan asap di Indonesia itu masih sama dan cenderung sebenarnya meningkat," ujar Zenzi.

"Karena memang proses pemulihan kawasan ekosistem gambut yang rusak itu juga belum signifikan," lanjut dia.

Baca juga: Menteri LHK Sebut 5 Perusahaan Asing Disegel Karena Karhutla

Diberitakan, kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau terus bertambah.

Kebakaran tersebut memicu munculnya kabut asap dan hampir merata menyelimuti bumi Lancang Kuning itu.

Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Jim Gafur mengatakan, luas hutan dan lahan yang terbakar di Riau sejak 1 Januari hingga 9 September 2019 sebanyak total 6.464 hektare. 

 

Kompas TV Bencana kabut asap yang disebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) makin pekat menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Jumat (13/9/2019). Jarak pandang makin menurun dan udara sudah tidak sehat hingga berbahaya.Untuk mengetahui informasi lebih lanjut, kita tanyakan langsung dengan Kepala Pusat Meteorologi Publik (BMKG) Fachri Radjab.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com