Salin Artikel

Walhi Sebut Pemerintah Tak Tegas Tindak Korporasi yang Terlibat Karhutla

Ia mengungkapkan, polisi kerap menerbitkan Surat Penghentian Penyidikan Perkara (SP3) pada kasus yang diproses sepanjang 2016-2018.

"SP3 masih banyak terjadi hingga 2018," ujar Zenzi saat dihubungi, Jumat (13/9/2019).

Akibatnya, banyak lahan gambut yang tidak terpulihkan ekosistemnya sehingga memiliki potensi yang tinggi untuk kembali terbakar.

Selain itu, Zenzi mengatakan, pemerintah tak melakukan peninjauan ulang dalam pemberian konsesi lahan kepada korporasi yang terlibat dalam kasus karhutla.

Akibatnya, kebakaran di lahan gambut kembali terjadi lantaran korporasi tak memiliki SDM yang cukup untuk mengawasi lahan gambut agar tak terbakar.

Zenzi menambahkan, pemerintah tidak serius dalam mengembalikan ekosistem lahan gambut yang telah terbakar.

Hal itu dibuktikan dengan tidak dipulihkannya kanal-kanal yang mengering di sekitar lahan gambut. Kanal tersebut hanya terisi air di musim penghujan dan selalu kering di musim kemarau.

"Padahal, sejak 2016 kita sudah mengingatkan pemerintah bahwasannya turunnya angka kebakaran di 2017-2018, itu tidak mencerminkan tingkat risiko kebakaran. Artinya risiko kebakaran dan asap di Indonesia itu masih sama dan cenderung sebenarnya meningkat," ujar Zenzi.

"Karena memang proses pemulihan kawasan ekosistem gambut yang rusak itu juga belum signifikan," lanjut dia.

Diberitakan, kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau terus bertambah.

Kebakaran tersebut memicu munculnya kabut asap dan hampir merata menyelimuti bumi Lancang Kuning itu.

Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Jim Gafur mengatakan, luas hutan dan lahan yang terbakar di Riau sejak 1 Januari hingga 9 September 2019 sebanyak total 6.464 hektare. 

https://nasional.kompas.com/read/2019/09/13/22412501/walhi-sebut-pemerintah-tak-tegas-tindak-korporasi-yang-terlibat-karhutla

Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke