Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Dewan dari PKS: Seluruh Anggota DPR Harus Oposisi Pemerintah

Kompas.com - 29/08/2019, 12:47 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota DPR terpilih dari Fraksi PKS Suryadi Jaya Purnama mengungkapkan bahwa seluruh anggota DPR harus menjadi oposisi pemerintah.

Hal tersebut perlu dilakukan, kata dia, agar DPR bisa menjalankan fungsinya sebagai fungsi pengawasan.

"Sejak awal, anggota DPR dibagi dua, koalisi dan opsosisi. Karena pada kenyataannya nanti kita akan sepakat dalam berbagai isu dan berbeda pendapat dalam berbagai isu. Sangat memungkinkan DPR semuanya oposisi dalam pengawasan," kata Suryadi dalam acara diskusi bertajuk "Anggota DPR Baru yang Muda: Apa yang Bisa diperbuat?" di Kantor CSIS, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (29/8/2019).

Baca juga: Cerita Athari Gauthi, dari Sumbar Lolos ke Senayan Tanpa Politik Uang

Suryadi yang merupakan mantan calon Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) 2013 ini juga mengungkapkan bahwa ia ingin menjadi diri sendiri di parlemen untuk menyuarakan aspirasi daerah pemilihan (dapil)-nya.

"Saya tidak setuju kalau ada dikotomi oposisi koalisi di DPR," kata dia.

Namun, kata dia, partai pengusungnya, yakni PKS, sejauh ini menyatakan berada di luar pemerintahan.

Hanya saja bagi anggota DPR, kata dia, seharusnya dari partai mana pun, dalam fokus pengawasan jangan sampai terus berkoalisi dengan pemerintah.

Baca juga: HUT ke-74 DPR, Rapat Paripurna Molor dan Hanya Dihadiri 110 Anggota

Menurut dia, ada hal-hal yang bisa dijalankan sebagai koalisi dan oposisi terhadap pemerintah saat DPR menjalankan fungsinya.

"Ketika fungsi penganggaran, kami berkoalisi dengan eksekutif dalam menetapkan anggaran, tapi fungsi pengawasan seharusnya DPR menjadi oposisi pemerintah. Kami akan jalankan dengan baik," kata dia.

Suryadi Jaya Purnama sendiri merupakan anggota DPR terpilih dari dapil NTB.

Ia pernah mencalonkan diri sebagai calon gubernur NTB pada 2013 bersama Johan Rosihan.

Suryadi sendiri disebut-sebut akan menjadi pengganti Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah di parlemen periode 2019-2024 yang juga sebelumnya berasal dari dapil NTB.

Kompas TV Dari cukup banyaknya jawaban responden yang menilai citra baik artinya publik masih menaruh harapan kepada muka-muka baru anggota DPR untuk bisa merubah citra buruk DPR. Lalu mampukah para wakil rakyat ini melepaskan diri dari jeratan stigma masa lalu? Produktivitas anggota DPR periode 2014-2019 disangsikan publik. Bahkan publik lebih ingat praktik korupsi yang berkali-kali dilakukan wakil rakyat. Apa yang harus dilakukan agar DPR periode 2019-2024 bisa lebih produktif dan terhindar dari godaan praktik korupsi? #DPR #WajahBaruDPR #KinerjaDPR
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com