Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakil Ketua Bakumham Partai Golkar Dilaporkan Balik 2 Pengurus Partai

Kompas.com - 29/08/2019, 05:14 WIB
Devina Halim,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua pengurus Partai Golkar melaporkan balik Wakil Ketua PP Lembaga Bantuan Hukum dan HAM (Bakumham) Partai Golkar Muslim Jaya Butar Butar dengan tuduhan pencemaran nama baik ke Bareskrim Polri, Rabu (28/8/2019).

Kedua pengurus partai yang melapor balik yakni Wasekjen Partai Golkar Hakim Kamaruddin dan Ketua Bidang Kemaritiman DPP Partai Golkar Junaidi Elvis.

"Yang tadi dilaporkan adalah pencemaran nama baik karena yang ditujukan langsung Bang (Junaidi) Elvis," ujar Wakil Ketua Umum Bidang Pemuda Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Nofel Saleh Hilabi ketika dihubungi Kompas.com, Rabu.

Baca juga: Kawal Sengketa Pemilu, Airlangga Ingin Bakumham Golkar Diperkuat

Pelaporan itu merupakan buntut dari laporan Bakumham Partai Golkar terhadap dua kader tersebut terkait dugaan pemalsuan surat kepada Bareskrim Polri, Selasa (27/8/2019) kemarin.

Menurut Nofel yang turut mendampingi saat pelaporan, Junaidi memang membuat surat permintaan pengamanan untuk rapat.

Ia mengatakan, pengamanan itu untuk rapat bidang yang dipimpin oleh Junaidi.

"Yang dilakukan Bang Elvis selaku Ketua DPP Partai Golkar, dan selaku ketua bidang, dia itu mau melakukan rapat bidang sesuai arahan ketum, yang dia (ketum) bilang, proses untuk sampai rapat pleno itu ada rapat harian atau rapat ketua bidang," kata dia. 

"Makanya dia selaku ketua bidang mengundang pengurus di bidangnya untuk melakukan rapat dan beliau meminta pengamanan oleh Polri," ucap Nofel. 

Permintaan pengamanan tersebut didasari beberapa kejadian di DPP Partai Golkar yang dinilai tidak kondusif, misalnya, pelemparan bom molotov, hingga orang yang ditangkap karena diduga bermain judi.

Baca juga: Diduga Palsukan Surat, Wasekjen dan Ketua DPP Golkar Dilaporkan ke Polisi

Permintaan tersebut, kata Nofel, merupakan hal yang sah-sah saja. Namun, ia mengungkapkan bahwa surat tersebut memang belum dikirim.

Ketika ditanya mengenai keterkaitan rapat tersebut dengan Musyawarah Nasional (Munas), ia menjelaskan bahwa rapat bidang termasuk rangkaian untuk menyelenggarakan munas.

Menurut dia, munas tidak akan terselenggara tanpa adanya rapat pleno. Sebab, pleno merupakan momen penentuan kapan munas.

Sementara itu, rapat pleno tidak akan terlaksana tanpa rapat tiap bidang.

"Kata ketua umum kan kalau untuk melaksanakan pleno, harus melaksanakan rapat bidang, nah Bang Elvis sebagai pimpinan bidang kan harus mengevaluasi bidangnya dia, nanti pada saat dia pleno, dia menyampaikan di bidang kemaritiman ada permasalahan seperti ini, solusinya seperti ini," ungkap Nofel.

Laporan tersebut diterima pihak kepolisian dan terdaftar dengan nomor LP/B/0755/VIII/2019/BARESKRIM, tertanggal 28 Agustus 2019.

Pasal yang digunakan pelapor yakni Pasal 310 dan/atau Pasal 311 KUHP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com