Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Sesalkan Unjuk Rasa yang Berbuntut Terbakarnya Polisi di Cianjur

Kompas.com - 16/08/2019, 16:58 WIB
Devina Halim,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polri menyesalkan aksi unjuk rasa mahasiswa di depan Kantor Bupati Cianjur, Jawa Barat, Kamis (15/8/2019) yang berujung pada jatuhnya korban dari pihak kepolisian sebanyak empat orang.

Sebelumnya, oknum pengunjuk rasa melempar cairan yang diduga bensin ke arah sumber api sehingga mengakibatkan empat orang anggota polisi mengalami luka bakar.

"Polri menyesalkan peristiwa demonstrasi yang berujung terbakarnya anggota kami. Namun, kami menyadari tugas utama kami dalam memelihara kamtibmas itu memang tak mudah dan seringkali nyawa taruhannya," ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Muhammad Iqbal melalui keterangan tertulis, Jumat (16/8/2019).

Baca juga: Fakta Polisi Terbakar di Cianjur, Kronologi sampai Kata Ridwan Kamil

Iqbal pun mengharapkan doa dari masyarakat demi kesembuhan keempat korban yang masih dirawat di rumah sakit.

Korban atas nama Aiptu Erwin, seorang Bhabinkamtibmas Kelurahan Bojongherang, Polsek Cianjur Kota. Erwin dirawat intensif di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta Selatan.

Sementara itu, dua korban lainnya yakni anggota Sat Sabhara Polres Cianjur, yakni Brigadir Dua (Bripda) Yudi Muslim dan Bripda FA Simbolon.

Keduanya dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung.

Korban terakhir, Bripda Anif, merupakan anggota Polres Cianjur. Ia menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Sartika Asih, Bandung.

Menurut dia, kasus tersebut menambah daftar panjang peristiwa penyerangan terhadap anggota kepolisian.

Kasus yang baru-baru ini terjadi adalah penyanderaan hingga berujung gugurnya Brigadir (Pol) Anumerta Hedar oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kampung Usir, Kabupaten Puncak, Papua, Senin (12/8/2019).

"Kami yang masih berduka, atas gugurnya bhayangkara muda kami, Brigadir Anumerta Hedar yang diduga menjadi korban kekejian KKB," kata Iqbal. 

Kasus lain yang ia sebutkan misalnya penganiayaan terhadap AKP Ginanjar, Kapolsek Patumbak, Medan, Sumatera Utara, saat penangkapan bandar narkoba, 8 Agustus 2019.

Baca juga: Kondisi Polisi Terbakar Belum Stabil, Dirujuk ke RS Pertamina

Iqbal juga menyinggung soal kasus pengeroyokan yang menimpa mantan Kasatreskrim Polres Wonogiri, AKP Aditya Mulya Ramdhani saat menghalau massa antar perguruan pencak silat yang hendak bertikai di Sidoharjo, Wonogiri, 8 Mei 2019.

Tiga bulan setelah kejadian, Aditia masih tak sadarkan diri di sebuah rumah sakit di Singapura.

"AKP Aditia dalam melakukan pemeliharaan kamtibmas, melerai pertikaian dua kelompok perguruan silat. Dia jadi korban dan sampai dengan hari ini belum sadar, terbaring di RS Singapura untuk menjalankan perawatan intensif," ujar Iqbal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com