Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Edhy Prabowo: MPR Masih Jauh...

Kompas.com - 12/08/2019, 17:52 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Ketua Partai Gerindra Edhy Prabowo mengatakan, hingga saat ini, pihaknya belum memikirkan langkah strategis mengenai posisi kursi Ketua MPR RI.

Menurut dia, setiap partai politik di parlemen terbuka peluang untuk menempati posisi pimpinan MPR.

"MPR masih jauh. Semua partai berpeluang menjadi Ketua MPR, termasuk Gerindra," ujar Edhy ketika dijumpai di Menara Kompas, Jakarta, Senin (12/8/2019).

Baca juga: Fadli Zon Setuju Usulan Wasekjen PAN soal Pimpinan MPR Jadi 10 Orang

Sejauh ini, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sudah terang-terangan menyatakan bahwa Ketua MPR sudah dipegang kader partainya.

Sebab, mereka mengklaim memiliki kursi terbanyak kedua di parlemen setelah PDI Perjuangan.

Selain itu, Ketua DPP PDI-P Ahmad Basarah sebelumnya juga menyatakan, partainya membuka peluang bagi Koalisi Adil Makmur untuk menduduki kursi pimpinan MPR agar jabatan itu dapat terpilih secara aklamasi.

Baca juga: PDI-P Ingin Pimpinan MPR Mendatang Dukung Usulan Amandemen Terbatas

Menanggapi dinamika itu, Edhy pun sekali lagi menegaskan bahwa setiap partai politik bisa punya peluang yang sama. Tergantung bagaimana kesepakatan nantinya di parlemen.

"Semua punya peluang, tidak ada keterbatasan siapa yang berhak. Yang menentukan adalah di forum," kata Edhy.

Edhy mengatakan, pihaknya merasa tidak perlu proaktif melakukan lobi dengan partai lain di luar koalisi. Sebab, di parlemen pun masing-masing fraksi tetap menjalin komunikasi dengan baik.

"Kami tetap komunikasi dan terbuka dengan semua partai," kata dia.

Baca juga: Mega Ingin Pimpinan MPR Dipilih Aklamasi, PDI-P Buka Pintu Bagi Koalisi Adil Makmur

Pernyataan Edhy Prabowo ini tampak berbeda dibandingkan rekannya, Wakil Ketua Fraksi Gerindra di DPR RI Sodik Mudjahid.

Sodik, beberapa waktu lalu, mengusulkan, partainya sebaiknya mendapat kursi Ketua MPR sebagai bagian dari rekonsiliasi setelah Pilpres 2019.

"Semangat rekonsiliasi untuk kebersamaan serta kesatuan dan persatuan bangsa ini, pertama-tama harus diwujudkan oleh para wakil rakyat anggota MPR (dari angggota DPR dan DPD), terutama oleh para pemimpin partai, dalam menetapkan Ketua MPR," kata Sodik dalam keterangan tertulis.

 

Kompas TV Setelah kemarin ramai memperebutkan pos-pos kementerian di kabinet baru Jokowi-Ma'ruf, kini antar sesama parpol koalisi pendukung pemerintah mulai melakukan lobi-lobi, demi mendapatkan kursi Ketua MPR. Bahkan, Partai Golkar sangat tegas meminta pembagian jatah pimpinan di legislatif berdasarkan asas proporsionalitas perolehan suara di Pileg 2019 kemarin. Kalau sesama koalisi pemerintah sudah sikut-menyikut demi pucuk pimpinan MPR, apakah ini akan mengancam soliditas koalisi? Kenapa kali ini, kursi MPR begitu diincar sejumlah parpol?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Nasional
Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

BrandzView
Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Nasional
KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

Nasional
Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Nasional
Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com