BALI, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri melantik 26 kadernya sebagai pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) periode 2019-2024.
Prosesi pelantikan dilakukan pada penutupan Kongres ke V PDI-P di Hotel Grand Inna Bali Beach, Sanur, Bali, Sabtu (10/8/2019).
Namun, struktur kepengurusan baru tersebut masih diisi oleh wajah-wajah lama. Setidaknya, 20 kader yang menjabat di periode sebelumnya kembali masuk ke dalam kepengurusan baru PDI-P.
Contohnya posisi sekretaris jenderal. Megawati masih memercayakan jabatan Sekjen pada Hasto Kristiyanto.
Baca juga: Hasto Dua Kali Jadi Sekjen PDI-P Dinilai Bentuk Reward dari Mega
Politikus senior PDI-P Tjahjo Kumolo menilai wajar jika Hasto kembali terpilih sebagai Sekjen. Menurut dia, ada beberapa hal yang dijadikan pertimbangan bagi Megawati dalam memilih posisi Sekjen.
Hasto dinilai berhasil membawa partai berlambang banteng itu menang pemilu dua kali berturut-turut. Pada Pemilu 2014 dan 2019, PDI-P memeroleh suara terbanyak.
Selain itu, lanjut Tjahjo, Hasto juga dinilai berhasil saat menjadi Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
"Dia dipilih kembali mungkin Ibu Ketum mempertimbangkan Pak Hasto sebagai Sekjen, menang Pemilu juga sebagai sekretaris tim sukses Pak Jokowi kan juga menang Pilpres," ujar Tjahjo di lokasi kongres.
Dua anak Megawati, yakni Prananda Prabowo dan Puan Maharani kembali terpilih dalam struktur kepengurusan.
Prananda ditunjuk Ketua Bidang UMKM, Ekonomi Kreatif, dan Ekonomi Digital.
Sebelumnya, Prananda menjabat sebagai Ketua Bidang Ekonomi Kreatif PDI-P 2015-2020. Ia juga menjadi Kepala Ruang Pengendali dan Analisa Situasi.
Sementara itu Puan dipercaya memegang jabatan Ketua Bidang Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan.
Puan sebelumnya dipercaya menjadi Ketua Bidang Politik dan Hubungan Antar Lembaga. Saat ini ia juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan.
Baca juga: Puan Maharani Merasa Miliki Kapasitas Jadi Ketua DPR
Megawati sempat bercerita bahwa Puan sering bertanya-tanya kepadanya, apakah akan ditugaskan sebagai menteri atau menjadi anggota DPR pada periode 2019-2024.
"Mbak Puan sudah bolak-balik tanya, nanti saya ini ditugasi ke legislatif atau ke eksekutif?" ucap Megawati.
Kepada Puan, Megawati hanya menjawab singkat. Ia meminta Puan bersabar dan mengingatkan bahwa posisi di kursi legislatif maupun eksekutif sama-sama baik.
"Ya entar saja tunggu, (legislatif dan eksekutif) sama-sama penting," ucap Mega.
Wajah lama lain yang mengisi struktur yakni Utut Adianto sebagai Wakil Sekjen.
Ada pula nama Komarudin Watubun, Djarot Saiful Hidayat, Sukur Nababan, I Made Urip, Rokhmin Dahuri, Ahmad Basarah, Ribka Tjiptaning, Nusirwan Sujono, Sri Rahayu, Mindo Sianipar, Wiranti Sukamdani, Eriko Sotarduga dan Hamka Haq.
Seluruhnya menjabat sebagai Ketua DPP dengan bidang masing-masing.
Posisi bendahara umum masih dijabat oleh Olly Dondokambey. Ia didampingi Rudianto Tjen dan Yuliari Peter Batubara sebagai wakilnya.
Terdapat enam nama baru dalam struktur DPP. Namun sebenarnya mereka juga bukan sosok yang asing di internal PDI-P.
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly ditunjuk sebagai Ketua DPP Bidang Hukum, HAM dan Perundang-undangan.
Ada pula Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Risma ditunjuk sebagai Ketua DPP Bidang Kebudayaan.
Megawati mengaku, baru menghubungi dan meminta kesediaan Risma pada Jumat (9/8/2019).
Ketika ditawari, ternyata Risma bersedia.
"Saya pikir ajaib juga, kok mau ya? Tapi orangnya saat ini sedang membongkar sekolah. Ketua DPP Bidang Kebudayaan adalah Tri Rismaharini," kata Megawati.
Baca juga: Ganjar Pranowo dan Tri Rismaharini Dinilai Bisa Gantikan Sosok Jokowi
Namun Risma tidak hadir saat pelantikan karena harus kembali ke Surabaya.
Empat pengurus lainnya yakni, Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Program dan Kerakyatan Sadar Restuwati, Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Program Pemerintahan Arief Wibowo, Ketua DPP Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto dan Ketua DPP Bidang Perekonomian Said Abdullah.
Struktur kepengurusan baru yang didominasi oleh wajah-wajah lama ini menimbulkan pertanyaan terkait regenerasi partai.
Saat memberikan keterangan seusai pelantikan, Megawati menegaskan bahwa regenerasi bukan hal yang menjadi masalah di PDI-P.
Sebab, partai berlambang banteng itu telah memiliki proses regenerasi yang dijalankan sejak dulu.
"Sudah ada sebuah proses baku di dalam regenerasi. Artinya di kami itu semuanya dimulai dari bawah," kata Megawati.
Baca juga: Diumumkan Megawati, Ini Susunan Pengurus Baru PDI-P Periode 2019-2024
Menurut Megawati, partainya selalu melakukan uji kepatutan dan kelayakan terhadap seluruh kader.
Tujuannya untuk mengetahui kader mana yang tepat untuk ditempatkan di struktur partai, legislatif atau eksekutif. Uji kepatutan dan kelayakan diterapkan dari mulai tingkat daerah hingga pusat.
"Itu ditanya pengetahuan secara ideologi, kemantapannya sebagai kader partai. Lalu berikutnya selain fit and proper test itu ada wawancara untuk mempertajam," ujar Megawati.
Selanjutnya, partai berlambang banteng itu juga melakukan psikotes untuk mencari kader-kader yang memiliki bakat sebagai calon pemimpin.
Para kader yang direkrut juga diwajibkan untuk mengikuti sekolah partai.
"Itulah cara PDI-P merekrut yang namanya kader untuk nanti memperbanyak mereka yang bisa dijadikan pemimpin maupun calon-calon pemimpin yang didatangkan dari PDI Perjuangan," ujar Presiden ke-5 RI itu.