Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Aku Menjadi Pimpinan KPK...

Kompas.com - 10/08/2019, 08:47 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

Termasuk juga indikator yang digunakan.

Ia mencontohkan, seharusnya saat ini terdapat evaluasi terhadap kasus yang menyangkut kementerian dan lembaga apabila dilihat berdasarkan strategi nasional pencegahan korupsi.

"Jadi kalau kita sudah menentukan strategi bersama, program aksinya bagaimana, kita tinggal evaluasi," kata dia.

Tujuan akhir dari itu semua, kata dia, karena dia ingin korupsi di Indonesia menurun agar kesejahteraan sebagaimana cita-cita NKRI yang adil, makmur, dan sejahtera tercapai.

Ingin KPK Lebih Baik

Lain halnya dengan Brigjen Sri Handayani.

Jika lolos dan terpilih menjadi pimpinan KPK, mantan Wakapolda Kalimantan Barat ini memiliki keinginan memperbaiki KPK menjadi lebih baik lagi.

"Tentunya kalau terpilih (jadi pimpinan KPK) apa yang ada di dalam kami dalami dulu, situasinya bagaimana," ujar dia usai menjalani seleksi profile assessment hari pertama di Gedung Lemhanas, Kamis (8/8/2019).

Baca juga: Rupa-Rupa Rasa Ikut Seleksi Calon Pimpinan KPK...

Ia mengatakan, jika sudah mendalami situasi yang dimaksud, maka pihaknya baru bisa menjabarkan apa saja yang harus dilakukan.

"Namun pikiran saya ke depan, bisa menekan angka korupsi lebih minim lagi," kata dia.

"Dan bisa membuat harmonisasi dalam pelaksanaan tugas di KPK," pungkas dia.

Pimpinan KPK Psikologisnya Harus Kuat

Anggota Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK (Pansel Capim KPK) Hamdi Muluk pun menjabarkan sosok yang paling pas untuk menjadi pimpinan KPK. Ia menyebutkan, pihaknya mencari sosok pimpinan KPK dengan profil yang paling kuat.

Profil yang paling kuat tersebut bisa didapatkan dari kombinasi seluruh proses seleksi yang dilakukan.

Mulai dari psikotes, profile assessment, penelusuran rekam jejak dari lembaga-lembaga yang bekerja sama, hingga laporan masyarakat.

"Kami cari orang yang kuat secara psikologis. Tidak mudah digertak, teguh terhadap prinsip. Orang yang bisa planning, doing, acting. Bisa ngerti kalau ada konflik. Kami ingin cari yang profilnya paling kuat," ujar Hamdi di Gedung Lemhanas, Jumat (9/8/2019).

Ia mengatakan, selain leadership yang kuat, pihaknya mencari sosok yang paling baik dari sisi psikologis.

Mereka yang tahan kerja dan tekanan, kapasitas intelektualnya mumpuni akan sangat dipertimbangkan.

"Kami ingin dapat orang sesuai ekspektasi publik. Integritasnya penting dan bisa dilihat dari rekam jejak," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com