Termasuk juga indikator yang digunakan.
Ia mencontohkan, seharusnya saat ini terdapat evaluasi terhadap kasus yang menyangkut kementerian dan lembaga apabila dilihat berdasarkan strategi nasional pencegahan korupsi.
"Jadi kalau kita sudah menentukan strategi bersama, program aksinya bagaimana, kita tinggal evaluasi," kata dia.
Tujuan akhir dari itu semua, kata dia, karena dia ingin korupsi di Indonesia menurun agar kesejahteraan sebagaimana cita-cita NKRI yang adil, makmur, dan sejahtera tercapai.
Lain halnya dengan Brigjen Sri Handayani.
Jika lolos dan terpilih menjadi pimpinan KPK, mantan Wakapolda Kalimantan Barat ini memiliki keinginan memperbaiki KPK menjadi lebih baik lagi.
"Tentunya kalau terpilih (jadi pimpinan KPK) apa yang ada di dalam kami dalami dulu, situasinya bagaimana," ujar dia usai menjalani seleksi profile assessment hari pertama di Gedung Lemhanas, Kamis (8/8/2019).
Baca juga: Rupa-Rupa Rasa Ikut Seleksi Calon Pimpinan KPK...
Ia mengatakan, jika sudah mendalami situasi yang dimaksud, maka pihaknya baru bisa menjabarkan apa saja yang harus dilakukan.
"Namun pikiran saya ke depan, bisa menekan angka korupsi lebih minim lagi," kata dia.
"Dan bisa membuat harmonisasi dalam pelaksanaan tugas di KPK," pungkas dia.
Anggota Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK (Pansel Capim KPK) Hamdi Muluk pun menjabarkan sosok yang paling pas untuk menjadi pimpinan KPK. Ia menyebutkan, pihaknya mencari sosok pimpinan KPK dengan profil yang paling kuat.
Profil yang paling kuat tersebut bisa didapatkan dari kombinasi seluruh proses seleksi yang dilakukan.
Mulai dari psikotes, profile assessment, penelusuran rekam jejak dari lembaga-lembaga yang bekerja sama, hingga laporan masyarakat.
"Kami cari orang yang kuat secara psikologis. Tidak mudah digertak, teguh terhadap prinsip. Orang yang bisa planning, doing, acting. Bisa ngerti kalau ada konflik. Kami ingin cari yang profilnya paling kuat," ujar Hamdi di Gedung Lemhanas, Jumat (9/8/2019).
Ia mengatakan, selain leadership yang kuat, pihaknya mencari sosok yang paling baik dari sisi psikologis.
Mereka yang tahan kerja dan tekanan, kapasitas intelektualnya mumpuni akan sangat dipertimbangkan.
"Kami ingin dapat orang sesuai ekspektasi publik. Integritasnya penting dan bisa dilihat dari rekam jejak," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.