Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti: Kalau Susi Tak Jadi Menteri Lagi, Banyak yang Patah Hati

Kompas.com - 09/08/2019, 07:01 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti menjadi juara bertahan sebagai menteri paling populer di berbagai survei, termasuk Litbang Kompas.

Peneliti Litbang Kompas Toto Suryaningtyas mengatakan, berdasarkan hasil surveinya, Susi lima kali berturut-turut dinobatkan sebagai menteri yang paling berhasil.

Baca juga: Kata Rokhmin, Pencapaian Susi Pudjiastuti di Sektor Ini Hancur Lebur

 

Kemungkinan, hal ini disebabkan aksi Susi mengimplementasikan program-program KKP untuk menjaga laut.

Artinya, kata Toto, persepsi masyarakat kepada Susi sangat bagus sebagai pelaksana nomenklatur tugasnya.

"Kabinet ke depan kita tidak tahu apakah Susi dipertahankan tidak. Kalau susi di-drop, saya yakin masyarakat banyak yang patah hati," ujar Toto di Kantor LAN, Jakarta, Kamis (8/8/2019).

Susi dikenal dengan slogan "tenggelamkan". Ia dikenal memiliki aturan tegas terhadap kapal asing ilegal yang mencoba mencuri ikan di perairan Indonesia.

Sanksi terberatnya yakni meneggelamkan kapal-kapal tersebut. Aksi heroik tersebut, kata Toto, yang memikat masyarakat Indonesia sehingga menganggapnya sebagai menteri "selebritis".

Susi juga mengajak masyarakat untuk banyak mengonsumsi ikan karena kaya gizi.

"Kalau enggak makan ikan, saya tenggelamkan," demikian kata-kata yang sering Susi ucapkan dalam beberapa kesempatan.

Baca juga: Susi ke Rokhmin: Yang Bangkrut dan Hancur Lebur Itu Industri Pencuri Ikan!

Selain itu, Susi populer di media sosial karena engagement-nya yang tinggi dengan para pengikutnya.

"Itu dinarasikan bagus sekali oleh masyarakat, sangat masuk. Ini menggambarkan bagaimana menteri ketika menjalankan programnya," kata Toto.

Jika cara yang dipakai dalam mengimplementasikan programnya cocok di masyarakat, akan dengan mudah diterima publik.

Begitu pula sebaliknya. Padahal, kata Toto, menteri lainnya juga sama-sama "berkeringat", tetapi prosesnya tak banyak diketahui masyarakat.

"Ini soal persepsi. Kalau tidak ada unsur demonstratifnya, kurang menarik. Kan publik tidak bisa melihat prosesnya di mana," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com