Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penekanan "Persatuan" dan "Bersatu" dalam Pidato Visi Indonesia Jokowi

Kompas.com - 15/07/2019, 12:16 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - "Persatuan dan kesatuan bangsa adalah pengikat utama dalam meraih kemajuan. Persatuan dan persaudaraan kita harus terus kita perkuat! Hanya dengan bersatu, kita akan menjadi negara yang kuat dan disegani di dunia!".

Demikian salah satu penggalan pidato "Visi Indonesia" yang disampaikan Joko Widodo sebagai presiden terpilih pada Minggu (14/7/2019), di Sentul International Convention Center (SICC) Bogor, Jawa Barat.

Dari keseluruhan pidato Jokowi, dua kali kata "persatuan" dan empat kali kata "bersatu" dilontarkan.

Jokowi mengatakan, persatuan dan kesatuan bangsa adalah pengikat utama dalam meraih kemajuan.

Baca juga: Pertemuan Jokowi-Prabowo, Bertemu di MRT, Pesan Akhiri Cebong-Kampret dan Makan Bareng

Selain itu, Jokowi menyampaikan bahwa setiap warga negara harus menjadi bagian dari satu-satunya ideologi bangsa Indonesia, yakni ideologi Pancasila.

Pada bagian lainnya, Jokowi mengatakan, Indonesia merupakan negara yang besar yang terdiri dari 17.000 pulau dengan geo-politik yang strategis, Indonesia adalah negara yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

Menurut dia, tidak ada lagi orang Indonesia yang tidak mau ber-Bhinneka Tunggal Ika, tidak toleran terhadap perbedaan, dan tidak menghargai penganut agama lain.

"Sekali lagi, ideologi kita adalah Pancasila. Kita ingin bersama dalam Bhinneka Tunggal Ika, dalam keberagaman. Rukun itu indah. Bersaudara itu indah. Bersatu itu indah," ujar Jokowi.

Jokowi yakin bahwa semua rakyat Indonesia berkomitmen meletakkan demokrasi yang berkeadaban, yang menjunjung tinggi kepribadian Indonesia, yang menjunjung tinggi martabat Indonesia, yang akan membawa Indonesia menjadi Indonesia Maju, Adil, dan Makmur.

Baca juga: Visi Indonesia, Kata Per Kata Pidato Jokowi

Pesan untuk bersatu sebelumnya juga disampaikan Jokowi seusai bertemu dengan rivalnya, calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, Sabtu (13/7/2019).

Jokowi bertemu Prabowo di Stasiun MRT Lebak Bulus, kemudian keduanya menikmati perjalanan dengan moda transportasi itu, hingga dilanjutkan dengan makan siang bersama di Sate Senayan.

Jokowi mengatakan, kini tak ada lagi kelompok atau pendukung 01 dan 02. Pernyataan Jokowi ini pun mendapatkan respons Prabowo yang berdiri di sampingnya. Prabowo bertepuk tangan mendengar pernyataan Jokowi.

"Tidak ada lagi yang namanya 01. Tidak ada lagi yang namanya 02," ujar Jokowi.

Baca juga: Jangan Alergi Terhadap Investasi, Ini Realisasi Investasi Era Jokowi-JK

"Tidak ada lagi yang namanya cebong. Tidak ada lagi yang namanya kampret. Yang ada adalah Garuda Pancasila," kata Jokowi.

Selama ini, "cebong" digunakan sebagai istilah bagi pendukung Jokowi, sementara "kampret" adalah pendukung Prabowo.

Senada dengan Jokowi, Prabowo juga menegaskan, saatnya untuk mengakhiri kedua istilah ini.

"Sudahlah, enggak ada lagi cebong-cebong. Enggak ada lagi kampret-kampret," ujar Prabowo.

Ia menekankan, yang ada kini adalah "Merah-Putih".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com