JEO - News


Visi Indonesia,
Kata Per Kata
Pidato Jokowi

Senin, 15 Juli 2019 | 12:10 WIB

PRESIDEN Terpilih Indonesia Periode 2019-2024, Joko Widodo (Jokowi), menyampaikan pidato yang diberi tajuk "Visi Indonesia", di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Minggu (14/7/2019) malam.

Hadir menyaksikan pidato ini, Wakil Presiden Terpilih Indonesia Periode 2019-2024, Ma'ruf Amin. Tampak pula para tokoh politik nasional, terutama dari partai-partai politik pendukung pasangan ini di Pemilu Presiden (Pilpres) 2019.

JEO ini akan mengetikkan ulang kata per kata yang diucapkan Jokowi dalam pidatonya, dengan penekanan-penekanan lisannya, berdasarkan rekaman siaran langsung Kompas TV.

Untuk keperluan pengeditan semata, ada dua subjudul membelah transkrip pidato ini.

 

 LIMA TAHAPAN 

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamuallaikum wrwb,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Om swastiastu,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan,

Bapak, Ibu, saudara-saudara sekalian, sebangsa dan setanah air, seluruh rakyat Indonesia yang saya cintai yang saya banggakan, hadirin yang berbahagia...

Kita harus menyadari, kita harus sadar semuanya bahwa sekarang kita hidup dalam sebuah lingkungan global yang sangat dinamis! Sangat dinamis!

Fenomena global yang ciri-cirinya kita ketahui, penuh perubahan, penuh kecepatan, penuh risiko-risiko, penuh kompleksitas, dan penuh kejutan-kejutan, yang sering jauh dari kalkulasi kita, yang sering jauh dari hitungan-hitungan kita.

Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo (kanan) dan KH Maruf Amin (kedua kanan) bersama Ibu Irianan Joko Widodo (kiri) dan Ibu Wury Estu Handayani (kedua kiri) menyapa para hadirin sebelum memberikan pidato pada Visi Indonesia di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Minggu (14/7/2019).
ANTARA FOTO/HAFIDSZ MUBARAK A
Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo (kanan) dan KH Maruf Amin (kedua kanan) bersama Ibu Irianan Joko Widodo (kiri) dan Ibu Wury Estu Handayani (kedua kiri) menyapa para hadirin sebelum memberikan pidato pada Visi Indonesia di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Minggu (14/7/2019).

Oleh sebab itu, kita harus mencari sebuah model baru, sebuah cara baru, nilai-nilai baru dalam mencari solusi dari setiap masalah-masalah yang kita hadapi, dengan inovasi-inovasi. Dan kita semuanya harus mau dan akan kita paksa untuk mau.

Kita harus meninggalkan cara-cara lama. Kita harus meninggalkan pola-pola lama. Baik dalam mengelola organisasi, baik dalam mengelola lembaga-lembaga, maupun dalam mengelola pemerintahan.

Yang sudah tidak efektif, harus kita buat menjadi efektif! Yang sudah tidak efisien, harus kita buat menjadi efisien!

Manajemen seperti inilah yang kita perlukan sekarang ini. Kita harus menuju pada sebuah negara yang lebih produktif, yang memiliki daya saing, yang memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan-perubahan itu.

Oleh sebab itu, kita menyiapkan tahapan-tahapan besar.

Yang pertama, pembangunan infrastruktur akan terus kita lanjutkan! Akan terus kita lanjutkan!

Yang pertama, pembangunan infrastruktur akan terus kita lanjutkan!

Infrastruktur yang besar-besar sudah kita bangun. Ke depan, kita akan lanjutkan dengan lebih cepat dan menyambungkan infrastruktur-infrastruktur besar itu, infrastruktur-infrastruktur tersebut, seperti jalan tol, kereta api, pelabuhan, dan bandara, dengan kawasan-kawasan produksi rakyat.

Kita sambungkan dengan kawasan-kawasan industri kecil. Kita sambungkan dengan Kawasan-kawasan Ekonomi Khusus. Kita sambungkan dengan kawasan-kawasan pariwisata.

Arahnya harus ke sana! Fokusnya harus ke sana!

Presiden terpilih Joko Widodo menyampaikan pidato Visi Indonesia di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Minggu (14/7/2019) malam.
YOUTUBE KOMPAS TV
Presiden terpilih Joko Widodo menyampaikan pidato Visi Indonesia di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Minggu (14/7/2019) malam.

Bapak, ibu sekalian yang saya hormati...

Kita juga jangan lupa menyambungkan infrastruktur-infrastruktur itu dengan kawasan-kawasan persawahan, dengan kawasan-kawasan perkebunan, dengan tambak-tambak perikanan. Sambungkan ke sana! Sambungkan ke sana! Sambungkan ke sana!

Yang kedua, kita akan menggeser, yaitu kepada pembangunan sumber daya manusia.

Yang kedua, pembangunan sumber daya manusia.

Kita ingin memberikan prioritas kepada pembangunan sumber daya manusia kita. Pembangunan SDM menjadi kunci Indonesia kita ke depan.

Dan titik dimulainya pembangunan SDM adalah dengan menjamin kesehatan ibu hamil—sejak hamil—, kesehatan bayi, kesehatan balita, kesehatan anak-anak sekolah kita.

Ini merupakan umur emas untuk mencetak manusia Indonesia yang unggul ke depan. Itu yang harus dijaga betul! Jangan sampai ada stunting. Jangan sampai ada kematian ibu, kematian bayi yang meningkat. Tugas besar kita ada di situ!

Kemudian juga, kualitas pendidikannya juga akan terus kita tingkatkan. Bisa dipastikan pentingnya vocational training, pentingnya vocational school.

Kita juga akan membangun lembaga manajemen talenta Indonesia. Pemerintah akan mengidentifikasi, akan memfasilitasi, serta memberikan dukungan pendidikan dan pengembangan diri bagi talenta-talenta Indonesia.

Yang ketiga, kita harus mengundang investasi yang seluas-luasnya.

Diaspora yang bertalenta tinggi harus kita berikan dukungan agar memberikan kontribusi besar bagi percepatan pembangunan Indonesia.

Kita akan menyiapkan lembaga-lembaga khusus yang mengurus manajemen talenta ini. Kita akan mengelola talenta-talenta yang hebat yang bisa membawa negara ini bersaing secara global.

Kemudian yang ketiga, kita harus mengundang investasi yang seluas-luasnya. Yang seluas-luasnya! Dalam rangka apa? Dalam rangka membuka lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya.

Jangan ada yang alergi terhadap investasi. Karena dengan cara inilah lapangan pekerjaan akan terbuka yang sebesar-besarnya.

Presiden terpilih Joko Widodo menyampaikan pidato pada Visi Indonesia di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat Minggu (14/7/2019).
ANTARA FOTO/HAFIDSZ MUBARAK A
Presiden terpilih Joko Widodo menyampaikan pidato pada Visi Indonesia di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat Minggu (14/7/2019).

Oleh sebab itu, yang menghambat investasi, semuanya harus dipangkas! Baik itu perizinan yang lambat, yang berbelit-belit, apalagi yang ada punglinya, hati-hati!

Hati-hati! Ke depan, ke depan, saya pastikan akan saya kejar! Akan saya kejar, akan saya kontrol, akan saya cek, dan akan saya hajar kalau diperlukan!

Tidak ada lagi hambatan-hambatan investasi. Karena ini adalah kunci pembuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya.

Yang keempat, sangat-sangat penting bagi kita untuk mereformasi birokrasi kita.

Yang keempat, yang keempat, sangat-sangat penting bagi kita untuk mereformasi birokrasi kita.

Reformasi struktural agar lembaga-lembaga semakin sederhana, semakin simpel, semakin lincah! Ini juga, hati-hati! Kalau pola pikir, kalau mindset birokrasi tidak berubah, saya pastikan akan saya pangkas!

Tolong ini dicatat. Karena kecepatan melayani, kecepatan memberikan izin, menjadi kunci bagi reformasi birokrasi kita.

Akan saya cek sendiri! Akan saya kontrol sendiri!

Begitu saya lihat tidak efisien atau tidak efektif, saya pastikan akan saya pangkas dan copot pejabatnya!

Oleh sebab itu, untuk menteri-menteri yang berani, kalau ada lembaga-lembaga yang tidak bermanfaat dan bermasalah, sekali lagi, kalau ada lembaga-lembaga yang tidak bermanfaat dan bermasalah saya pastikan saya bubarkan!

Bapak ibu dan saudara-saudara sekalian yang saya hormati...

Tidak ada lagi pola pikir lama! Kita juga tidak ingin ada lagi pola-pola kerja linier. Tidak ada lagi kerja-kerja yang hanya rutinitas. Tidak ada lagi kerja-kerja yang monoton, yang begitu-begitu saja. Tidak ada lagi kerja di zona yang nyaman. Penyakit kita ada di situ!

Yang kelima, kita harus menjamin penggunaan APBN yang fokus dan tepat sasaran.

Harus berubah! Kita harus berubah! Sekali lagi, kita harus berubah!

Kita harus membangun nilai-nilai baru dalam bekerja, yang menuntut kita harus cepat beradaptasi dengan perkembangan zaman. Maka, kita harus terus membangun Indonesia yang adaptif, Indonesia yang produktif, Indonesia yang inovatif, Indonesia yang kompetitif.

Yang kelima, kita harus menjamin penggunaan APBN yang fokus dan tepat sasaran.

Karena, setiap rupiah yang keluar dari APBN, semua harus dipastikan memiliki manfaat ekonomi! Memberikan manfaat untuk rakyat! Meningkatkan kesejahteraan untuk masyarakat!

 

 BERSATU
 DAN
 OPTIMISTIS 

 

Bapak, ibu, dan hadirin yang berbahagia...

Namun, perlu saya ingatkan bahwa mimpi-mimpi yang besar hanya bisa terwujud jika kita bersatu! Jika kita optimistis! Jika kita percaya diri!

Mimpi-mimpi yang besar hanya bisa terwujud jika kita bersatu! Jika kita optimistis! Jika kita percaya diri!

Kita harus ingat bahwa negara kita ini adalah negara besar! Negara dengan 17.000 pulau. Dengan letak geo-politik yang strategis.

Kita adalah negara yang ber-Bhinneka Tunggal Ika! Memiliki kekayaan budaya yang luar biasa.

Demografi kita juga sangat kuat! Jumlah penduduk 267 juta jiwa, yang mayoritas berada di usia produktif.

Kita harus optimistis menatap masa depan! Kita harus percaya diri dan berani menghadapi tantangan-tantangan kompetisi global. Harus berani!

Kita harus yakin bahwa kita bisa menjadi salah satu negara terkuat di dunia!

Pendukung mengibarkan Bendera Merah Putih saat menanti Presiden terpilih Joko Widodo menyampaikan pidato pada Visi Indonesia di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Minggu (14/7/2019).
ANTARA FOTO/HAFIDSZ MUBARAK A
Pendukung mengibarkan Bendera Merah Putih saat menanti Presiden terpilih Joko Widodo menyampaikan pidato pada Visi Indonesia di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Minggu (14/7/2019).

Persatuan dan kesatuan bangsa adalah pengikat utama dalam meraih kemajuan itu. Persatuan dan persaudaraan kita harus terus kita perkuat. Hanya dengan bersatu, kita akan menjadi negara yang kuat dan disegani di dunia.

Ideologi Pancasila adalah satu-satunya ideologi bangsa yang setiap warga negara harus menjadi bagian darinya. Setuju?

Dalam demokrasi, mendukung mati-matian seorang kandidat itu boleh. Mendukung dengan militansi yang tinggi itu juga boleh. Menjadi oposisi itu juga sangat mulia.

Silakan, ingin menjadi oposisi! Asal jangan oposisi yang menimbulkan dendam. Asal jangan oposisi yang menimbulkan kebencian, apalagi disertai dengan hinaan, disertai dengan cacian, disertai dengan makian-makian.

Bapak, ibu, dan saudara-saudara sekalian yang saya hormati...

Kita ini memiliki norma-norma agama, memiliki etika dan tata krama ketimuran, memiliki budaya yang luhur! Kita harus ingat ini.

Tidak ada toleransi sedikit pun bagi yang mengganggu Pancasila, yang mempermasalahkan Pancasila!

Pancasila adalah rumah kita bersama. Rumah bersama kita sebagai saudara, sebangsa, se-Tanah Air! Tidak ada toleransi sedikit pun bagi yang mengganggu Pancasila, yang mempermasalahkan Pancasila!

Tidak ada lagi orang Indonesia yang tidak mau ber-Bhinneka Tunggal Ika!

Tidak ada lagi orang Indonesia yang tidak toleran terhadap perbedaan! Tidak ada lagi orang Indonesia yang tidak menghargai penganut agama lain, warga suku lain, dan etnis lain!

Sekali lagi, ideologi kita adalah Pancasila. Kita ingin bersama dalam Bhinneka Tunggal Ika, dalam keberagaman.

Rukun itu indah. Rukun itu indah. Bersaudara itu indah. Bersaudara itu indah. Bersatu itu juga indah. Bersatu itu indah.

Ilustrasi Pancasila
DOK KOMPAS/HANDINING
Ilustrasi Pancasila

Saya yakin, kita semua berkomitmen untuk meletakkan demokrasi yang berkeadaban, yang menjunjung tinggi kepribadian Indonesia, yang menjunjung tinggi martabat Indonesia, yang akan membawa Indonesia menjadi Indonesia maju, adil, dan makmur.

Indonesia maju adalah Indonesia yang tidak ada satu pun rakyatnya tertinggal untuk meraih cita-citanya, Indonesia yang demokratis yang hasilnya dinikmati oleh seluruh rakyat, Indonesia yang setiap warga negaranya memiliki hak yang sama di depan hukum, Indonesia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi kelas dunia, Indonesia yang mampu menjaga, mengamankan bangsa dan negara dalam dunia yang semakin kompetitif.

Bapak, ibu, saudara-saudara sekalian yang saya hormati...

Ini bukanlah tentang aku atau kamu. Juga bukan kami atau mereka. Bukan soal barat atau timur. Bukan selatan atau utara. Sekarang bukan saatnya memikirkan itu semua.

Sekarang bukan saatnya memikirkan itu semuanya. Tapi ini saatnya memikirkan tentang bangsa kita bersama.

Jangan ragu! Jangan pernah ragu untuk maju! Karena, kita mampu jika kita bersatu!

Terima kasih,
Wassalamu’alaikum wrwb
Om swastiastu,

Namo buddhaya,
Semoga Tuhan memberkati kita.