Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Jawaban Ma'ruf Amin Saat Ditanya Tetap Pakai Sarung atau Tidak...

Kompas.com - 04/07/2019, 15:47 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil presiden terpilih Ma'ruf Amin belum mengetahui apakah akan tetap mengenakan sarung seusai dilantik pada 20 Oktober 2019 atau tidak.

"Lihat nanti saja. Sampai hari ini, saya masih pakai sarung, sebelum dilarang pakai sarung," ujar Ma'ruf di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (4/7/2019).

Baca juga: Maruf Amin Merasa Ada yang Berbeda Saat Kunjungi Kantor Jusuf Kalla

Pernyataan Ma'ruf itu dilontarkan setelah wartawan menanyakannya.

Pertanyaan itu pun terlontar lantaran Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu lebih sering menggunakan sarung daripada celana ketika menjalankan aktivitas sehari-hari.

Sejujurnya, lanjut Ma'ruf, ia lebih nyaman mengenakan sarung. Sebab, ini sudah menjadi kebiasaannya sejak dulu. Bahkan, saat menghadiri acara formal pun ia tetap menggunakan sarung.

Namun, bukan berarti Ma'ruf menolak apabila harus mengenakan celana ke depannya.

"Karena saya sudah pakai sarung, ya nyaman. Tapi jika harus pakai celana juga bisa, siap. Jadi pakai apa saja siap," ujar Ma'ruf.

Baca juga: Jusuf Kalla Beri Maruf Amin Tas Tugas-tugas Wapres

Diketahui, Ma'ruf bersama Presiden Joko Widodo akan dilantik pada 20 Oktober. Mereka akan membaca sumpah sebagai presiden dan wakil presiden di hadapan anggota MPR periode 2019-2024.

 

 

Kompas TV Wakil Presiden Jusuf Kalla bertemu wakil presiden terpilih, Ma'ruf Amin. Dalam pertemuan di kantor wakil presiden, Jakarta Pusat tersebut, Jusuf Kalla berbagi informasi tentang sejumlah tugas sebagai wakil presiden. Selain itu, pertemuan juga membahas capaian yang dilakukan Kalla selaku wakil presiden,yang bakal jadi jadi salah satu tolak ukur kinerja Ma'ruf bersama Presiden Joko Widodo lima tahun ke depan. #KallaBertemuMaruf #MarufAmin #JokowiMaruf
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com