Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musyaffa Mengaku Dititipi Pesan untuk Romy dari Haris yang Ingin Jabatan

Kompas.com - 03/07/2019, 16:37 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPW PPP Jawa Timur Musyaffa Noer mengaku pernah dititipi pesan oleh terdakwa Haris Hasanuddin soal keinginan Haris menjadi Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur.

Pesan itu untuk Romahurmuziy yang ketika itu menjabat Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

"Disampaikan Pak Haris minta bantuan untuk disampaikan ke Pak Romy (Romahurmuziy) bahwa Beliau ingin menjadi Kakanwil. Saya jawab waktu itu, kok ke saya? Enggak ada hubungannya Pak Haris," kata Musyaffa saat bersaksi untuk terdakwa Haris di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (3/7/2019).

Baca juga: KPK Akan Konfirmasi Khofifah soal Kesaksian Romahurmuziy dan Menag di Pengadilan Tipikor

Haris merupakan terdakwa kasus dugaan suap terkait seleksi jabatan di Kementerian Agama Jawa Timur.

Menurut dia, Haris juga mengaku terkena sanksi sebelum mencalonkan diri sebagai Kakanwil Kemenag Jawa Timur.

"Saya tidak tahu sanksinya apa cuma pernah ngomong sama saya," ujar dia.

Musyaffa menyampaikan, Haris beralasan menitipkan pesan karena menilai ia dekat dengan Romy sebagai sesama pengurus partai.

Musyaffa pun memutuskan akan menyampaikan ke Romy pesan Haris itu.

"Saya usahakan, saya sampaikan. Saya sampaikan pada satu waktu ada acara seminar di Jawa Timur, saya ketemu Pak Romy. Saya sampaikan tapi Pak Romy diam sehingga saya tidak melanjutkan pembicaraan," kata dia.

Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Wawan Yunarwanto pun mempertanyakan apa alasan Haris menitipkan pesan tersebut untuk disampaikan ke Romy.

Menurut jaksa Wawan, tidak ada kaitan kewenangan antara Romy dengan seleksi jabatan di Kemenag.

"Ya, itu kan aspirasi, tetap saya sampaikan, tetapi oleh Beliau waktu itu tidak direspons, diam. Saya sampaikan belum sampai selesai (menyampaikan), dia tidak merespons, terus saya selesai bicara," kata dia.

Pada Januari 2019, Musyaffa mengaku bertemu lagi dengan Haris di salah satu kafe di Surabaya. Saat itu, ia menyampaikan ke Haris respons Romy terkait pesan tersebut.

"Pak Haris tanya, saya jawab tidak ada respons, Pak Haris. Dan saya tidak melakukan pembicaraan. Haris bilang ya sudah," kata dia.

Baca juga: KPK Cabut Masa Pembantaran, Rommy Kembali ke Rutan KPK

Jaksa Wawan kembali menanyakan apakah ada upaya lain yang ditempuh Haris karena pesannya tidak digubris Romy.

Atas pertanyaan itu, Musyaffa menjawab tidak tahu.

Dalam kasus ini, Haris didakwa menyuap mantan Ketua Umum PPP Romahurmuziy atau Romy dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Haris memberikan uang Rp 325 juta kepada Romy dan Lukman Hakim.

Menurut jaksa, pemberian uang itu patut diduga karena Romy dan Lukman Hakim melakukan intervensi, baik langsung maupun tidak langsung terhadap proses pengangkatan Haris sebagai Kepala Kanwil Kemenag Jatim.

Sebab, Haris saat itu tak lolos seleksi karena ia pernah dijatuhi sanksi hukuman disiplin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com