Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kapolri Pertama Indonesia, Raden Said Soekanto...

Kompas.com - 01/07/2019, 11:37 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Kapolri pertama Indonesia Raden Said Soekanto yang menjabat pada 29 September 1945-14 Desember 1959.polri.go.id Kapolri pertama Indonesia Raden Said Soekanto yang menjabat pada 29 September 1945-14 Desember 1959.
Jujur dan berdedikasi

Pada 1968, R.S Soekanto dinaikkan pangkatnya menjadi Jenderal Polisi (Purnawirawan), dan pada Agustus 1973 diangkat sebagai anggota DPA-RI.

Selama menjabat, Kapolri R.S Soekanto dikenal sebagai orang jujur dan sederhana.

Kesederhaan tersebut nampak dari rumah tinggal yang ditempati Kapolri pertama Indonesia ini.

Hingga akhir hayatnya, R.S Soekanto hanya mempunyai sebuah rumah sederhana di Kompleks Polri Ragunan, Pasarminggu, Jakarat Selatan. Bahkan, ketika pensiun, R.S Soekanto tinggal di rumah sewa di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 43 Jakarta Pusat.

Penghormatan terakhir

R.S Soekanto wafat di usia 85 tahun di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur pada 24 Agustus 1993 pukul 23.38 WIB, setelah dirawat kurang lebih selama empat bulan karena sakit.

Sehari setelahnya, 25 Agustus 1993, seperti dikutip dari pemberitaan Harian Kompas, 26 Agustus 1993, R.S Soekanto dimakamkan di Pemakaman Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Proses pemakamannya dihadiri berbagai petinggi negara kala itu.

Meski berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, R.S Soekanto memilih dimakamkan dalam satu liang bersama istri tercintanya Ny. Hadidjah Lena Soekanto-Mokoginta yang telah lebih dulu tiada pada 1 Maret 1986.

Jenazah sempat disemayamkan sekitar 90 menit di Gedung Utama Mabes Polri, Jalan Trunojoyo Jakarta Selatan, gedung markas Polri yang diresmikan Soekanto pada 17 Agustus 1952.

Tepat pukul 13.08 WIB, jenazah R.S Soekanto diturunkan ke liang lahat.

R.S Soekanto meninggalkan seorang putri, Ny Umi Khalsum Arimbi dan dua orang cucu, Nanda dan Mena.

Ratusan pelayat, sejumlah mantan Kapolri dan pejabat tinggi Polri, seperti Mantan Menteri/Panglima Angkatan Kepolisian RI Soetjipto Danoekoesoemo (1963-1965), mantan Kapolri Hoegeng Iman Santoso (1968-1971), Mohammad Hasan (1971-1974), dan Awaloedin Djamin (1974-1978) hadir memberikan penghormatan terakhir kepada Almarhum.

Beberapa petinggi yang hadir menyampaikan besarnya jasa Soekanto untuk Indonesia.

Kapolri Letjen Pol Banurusman Astrosemitro yang saat itu menjadi inspektur upacara militer mengatakan, Almarhum selalu memegang teguh setiap prinsip dengan loyalitas dan dedikasi tinggi selama masa jabatannya.

Kala itu, mantan Kapolri Jenderal Pol (Purn) Hoegoeng Imam Santoso menyampaikan, R.S Soekanto menjadi sosok tauladan.

"Pak Kanto orang yang patut dicontoh. Dia meletakkan jiwa kepolisian, polisi harus jujur dan mengabdi masyarakat," kata dia.

"Tanpa Pak Kanto, polisi sudah berantakan," kata Hoegeng, yang pernah menjadi Kepala Kepolisian RI (1968-1971).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com