JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengatakan, sebaiknya semua pihak memercayakan pengusutan kasus kerusuhan 21-22 Mei 2019 kepada Polri.
Menurut Bambang. Polri sudah mengungkap sebagian besar fakta terkait kerusuhan 22 Mei 2019.
Oleh karena itu, ia meminta semua pihak tidak berburuk sangka kepada Polri.
"Mengenai temuan-temuan maupun apa yang terjadi di seputar peristiwa 22 Mei itu. Jadi kita tunggu dulu hasilnya. Jangan berburuk sangka dulu. Saya yakin kepolisan bekerja profesional," kata Bambang saat ditemui wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/6/2019).
Bambang yakin, Polri akan segera mengumumkan fakta yang ada termasuk penanganan terkait pelaku kerusuhan 22 Mei 2019.
Baca juga: Menanti Penjelasan Polri soal Korban Kerusuhan 21-22 Mei 2019...
"Tinggal bagaimana penyelesaiannya. Apa yang melatarbelakangi itu dan siapa dalangnya. Ini yang harus segera diungkapkan oleh kepolisian," ujar dia.
Selanjutnya, Bambang mengatakan, Polri juga harus mendalami peluru tajam yang mengenai korban dalam kerusuhan tersebut agar masyarakat bisa mendapatkan keterangan yang jelas.
"Ini perlu penjelasan lebih lanjut agar publik bisa mendapat keterangan yang lugas, jelas dan tuntas," kata dia.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengatakan, pemerintah seharusnya membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk mengusut kerusuhan yang terjadi pada 21-22 Mei 2019.
Menurut dia, dengan adanya TGPF, informasi tak hanya versi pemerintah sehingga rawan bias.
Baca juga: Mahfud MD: Tindakan Kepolisian Tangani Kasus Kerusuhan 22 Mei Sudah Benar
"Jangan menjadi satu versi. Tentu kalau versinya versi pemerintah sangat bias harusnya dibentuk satu TGPF yang tadi saya katakan, terdiri dari semua unsur kemudian menyelidiki," kata Fadli saat ditemui wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/6/2019).
Fadli mengatakan, pemerintah seharusnya membentuk TGPF independen untuk mengusut kerusuhan 22 Mei sebelum mengungkapkan kepada publik siapa dalang kerusuhan.
Dengan adanya TGPF independen, menurut Fadli, hasil temuan tim tersebut dapat dipelajari siapa yang menjadi dalang dan penyebab timbulnya korban jiwa dari kerusuhan tersebut.
"Sehingga ada independensi dari tim ini untuk membongkar apa yang sesungguhnya terjadi dan kenapa sampai timbul korban jiwa, kemudian mungkin bisa dipelajari tentang siapa yang melakukan dan seterusnya," ujar politisi Partai Gerindra ini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.