Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koalisi Jokowi-Ma'ruf Punya "Chemistry", Bagaimana Nasib Partai yang Ingin Gabung? 

Kompas.com - 11/06/2019, 04:50 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN), Arsul Sani mengatakan, sembilan partai politik pengusung Joko Widodo-Ma'ruf Amin sudah memiliki keterikatan satu sama lain. 

"Kalau dari sisi parpol koalisi sendiri, persoalannya adalah, ini koalisi sudah terbentuk selama satu tahun lebih. Chemistry kami sudah ada," ujar Arsul di Rumah Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (10/6/2019). 

"Meskipun kami berbeda-beda, kadang-kadang ada juga kita bertengkarnya. PPP dengan PSI, PSI sama Golkar. Yang selalu jadi naughty boy kan PSI. Tapi kami semua sudah memiliki chemistry satu sama lain," lanjut dia.

Baca juga: [BERITA POPULER] Wacana Bubarkan Koalisi Jokowi dan Prabowo | Cara Sri Mulyani Tarik Pajak Google

Kondisi inilah yang menjadi kekhawatiran partai politik anggota koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf mengenai kemungkinan partai politik lain ingin bergabung. 

"Persoalannya kalau dia datang, dia bisa enggak chemistry-nya itu sama? Kira-kira sebangunlah, gitu? Chemistry-nya bisa terbangun enggak?" ujar Arsul. 

"Sebab satu hal yang kita sepakati di koalisi Indonesia kerja itu, kita enggak mau ke depan ada partai koalisi, dia ikut dalam pemerintahan, tapi suaranya di DPR kayak oposisi atau bahkan lebih oposisi daripada oposisi," lanjut dia. 

Baca juga: Nasdem: Sikap Demokrat-PAN Harus Jelas jika Gabung Koalisi Jokowi

Tidak pula berarti harus membebek. Apabila ada perbedaan pandangan, harus diselesaikan di internal dan tidak menyebabkan kegaduhan publik. 

Lantas, bagaimana mengenai sejumlah partai politik yang sudah digadang-gadang akan balik badan mendukung Jokowi-Ma'ruf selama lima tahun mendatang? 

Arsul mengatakan, kemungkinan itu tetap ada. 

"Tidak bisa dinihilkan kemungkinan bahwa pemerintahan yang akan datang di luar yang berkoalisi, ada tambahan. Itu tidak bisa dinihilkan. Tapi ini semua, kewenangannya ada pada presiden terpilih dan dibantu oleh wakil presiden terpilih," ujar Arsul. 

Kompas TV Wakil sekjen PDI Perjuangan, Ahmad Basarah menyatakan tidak ada yang salah dengan sistem koalisi politik di Indonesia yang berbeda antara sebelum pilpres dan sesudah hasil pilpres.<br /> <br /> Basarah mencontohkan pada pilpres 2014 Golkar, PAN dan PPP yang mengusung Prabowo-Hatta Rajasa pindah koalisi masuk pemerintahan Jokowi-JK.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com