Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga 6 Juni Gelombang Laut Bisa Capai 6 Meter, Pemudik Diminta Waspada

Kompas.com - 03/06/2019, 17:24 WIB
Mela Arnani,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memberi peringatan akan kemungkinan terjadinya gelombang tinggi hingga 6 meter di sejumlah wilayah perairan Indonesia pada 3 hingga 6 Juni 2019.

Meski demikian, tidak semua wilayah Indonesia diprediksi memiliki ketinggian gelombang hingga 6 meter. Beberapa wilayah diprediksi memiliki ketinggian gelombang 1,5 meter - 2 meter dan 2,5 meter - 4 meter.

"Gelombang yang sangat tinggi dengan kisaran 4-6 meter berpeluang terjadi di Laut Arafuru Tengah," kata  Kepala Bagian Humas BMKG Taufan Maulana, Senin (3/6/2019) sore.

Saat itu, masyarakat Indonesia diperkirakan sedang menikmati libur Lebaran atau masih dalam perjalanan menuju kampung halaman dalam rangka mudik ke kampung halaman.

BMKG mengingatkan masyarakat yang sedang dalam perjalanan mudik atau menikmati libur Lebaran untuk waspada gelombang tinggi.

"Diimbau agar berhati-hati. Juga bagi yang akan berlibur panjang di sekitar pantai. Tentu agar memperhatikan informasi tersebut," ujar Taufan.

BMKG mengimbau manajemen pelayanan angkutan transportasi laut dan masyarakat untuk selalu waspada.

Baca juga: Siklon Tropis Veronika Landa NTT, Tinggi Gelombang Laut Capai 5 Meter

Taufan menejelaskan, gelombang tinggi itu dipengaruhi sirkulasi udara di Samudera Hindia di barat Sumatera.

Pola angin di wilayah utara ekuator umumnya berasal dari timur-selatan kecuali di perairan di barat Aceh-Kepulauan Nias.

Di daerah itu angin dari barat daya-barat laut berembus dengan kecepatan 3-15 knot. Sementara, di wilayah selatan ekuator umumnya dari timur-tenggara dengan kecepatan 3-25 knot.

Kecepatan angin tertinggi terpantau di delapan titik, yaitu perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur, perairan Pulau Sawu-Pulau Rote, Laut Timor, Laut Banda, Perairan Kepulauan Letti-Kepulauan Tanimbar, perairan selatan Kepulauan Kei-Kepulauan Aru, Laut Arafuru, dan perairan Yos Sudarso-Merauke.

"Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut," ujar Taufan.

Baca juga: BMKG Ingatkan Cuaca Ekstrem di Perairan Kepri, Gelombang Tinggi hingga Berkurangnya Jarak Pandang

Menurut Taufan, pihaknya selalu mengirimkan informasi secara berkala terkait cuaca, khususnya cuaca perairan Indonesia kepada pihak penyelenggara angkutan laut.

Berikut wilayah perairan Indonesia yang berpotensi mengalami gelombang dengan tinggi 2,5-4 meter.

  1. Perairan utara Sabang
  2. Perairan Sabang – Banda Aceh
  3. Perairan barat Aceh
  4. Perairan di barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai
  5. Perairan Bengkulu–Pulau Enggano
  6. Perairan di barat Lampung
  7. Samudera Hindia di barat Sumatera
  8. Selat Sunda bagian selatan
  9. Perairan selatan Jawa hingga Sumbawa
  10. Selat Bali–Lombok–Alas bagian selatan
  11. Perairan selatan Pulau Sumba–Pulau Sawu
  12. Laut Sawu dan Laut Timor selatan Nusa Tenggara Timur
  13. Perairan selatan Kupang–Pulau Rotte
  14. Samudera Hindia selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur
  15. Laut Flores bagian timur
  16. Perairan Timur Kepulauan Wakatobi
  17. Perairan Manui–Kendari
  18. Teluk Tolo
  19. Perairan Selatan Kepulauan Sula
  20. Perairan Selatan Pulau Buru–PulauSeram
  21. Laut Banda
  22. Perairan Kepulauan Letti–Kepulauan Tanimbar
  23. Perairan selatan Kepulauan Kei-Kepulauan Aru
  24. Laut Arafuru bagian barat dan timur.

Sedangkan, wilayah yang berpotensi mengalami gelombang tinggi 1,25-2,5 meter yaitu

  1. Selat Malaka bagian utara
  2. Perairan barat Sulawesi Selatan
  3. Perairan timur Pulau Simeulue–Pulau Pagai
  4. Laut Sumbawa bagian utara
  5. Selat Sape bagian selatan
  6. Perairan Kepulauan Sabalana–Kepulauan Selayar
  7. Selat Sumba–Selat Ombai
  8. Teluk Bone bagian selatan
  9. Perairan selatan Flores
  10. Laut Flores bagian barat
  11. Perairan Kepulauan Anambas dan Natuna
  12. Perairan Bau Bau
  13. Selat Karimata bagian selatan
  14. Perairan Utara Kepualuan Kei–Kepulauan Aru
  15. Perairan selatan Kalimantan
  16. Laut Buru dan Laut Seram bagian timur
  17. Laut Jawa
  18. Perairan Fak Fak–Kaimana
  19. Perairan Utara Jawa Timur–Kepulauan Kangean
  20. Perairan Amamapre
  21. Perairan Kotabaru
  22. Perairan Jayapura–Sarmi
  23. Selat Makassar bagian selatan dan tengah
  24. Samudera Pasifik utara Papua.

Dengan adanya potensi gelombang tinggi itu, masyarakat harus memperhatikan risiko terhadap beberapa transportasi laut, seperti:

1. Perahu nelayan diharap waspada terhadap kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.

2. Kapal tongkang diharapkan waspada terhadap kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.

3. Kapal ferry diharap waspada terhadap kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter.

4. Kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar diharap waspada terhadap kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4,0 meter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com