Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKN: Untuk Apa BPN Buat TPF Pemilu jika Kecurangan Tak Bisa Dibuktikan

Kompas.com - 17/05/2019, 13:35 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding menilai, pembentukan Tim Pencari Fakta (TPF) kecurangan pemilu yang diusulkan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaha Uno bisa menjadi sia-sia.

Itu karena BPN tak bisa membuktikan dugaan kecurangan pada Pemilu 2019. 

"Untuk apa bikin TPF kalau kecurangan tak bisa dibuktikan. BPN lebih baik mengurungkan niat atau mengubur dalam-dalam usulan membentuk TPF Pilpres 2019," kata Karding melalui keterangan tertulis, Jumat (17/5/2019).

Baca juga: Wiranto Tegaskan Tak Perlu Tim Pencari Fakta Kecurangan Pemilu

Karding mengatakan, TKN sudah transparan dengan membuka ke publik sistem penghitungan suara yang dimiliki. Namun, kata Karding, BPN malah berkelit dan menghindar serta mencari-cari alasan ketika diminta membuka sistem penghitungan suara mereka ke publik.

Ia menambahkan BPN juga tidak bisa membuktikan dengan data dan fakta soal kecurangan yang mereka sebut bersifat terstruktur, sistematis, dan masif (TSM). Karding mengatakan, BPN justru sibuk membangun opini publik.

Karding mengakui terdapat kekurangan dalam penyelenggaraan Pemilu 2019. Namun ia menilai KPU dan Bawaslu telah bekerja independen, profesional, dan sesuai tahapan serta aturan yang berlaku.

Baca juga: BPN Prabowo-Sandi Dorong Publik Bentuk Tim Pencari Fakta Kecurangan Pemilu

"Jadi lebih baik BPN harus datang dan membawa data-data yang mereka punya. Termasuk temuan-temuan yang katanya ada kecurangan. Kami dari TKN sudah pasti datang dan dengan senang hati menanti kehadiran BPN," papar Karding.

"Kalau tak berani juga, kebutuhan soal TPF gugur dengan sendirinya. Dan permintaan membentuk TPF adalah permintaan yang mengada-ada. Jangan juga sampai mendesak presiden untuk menerbitkan Keppres kalau mereka juga masih malu-malu buka data," lanjut politisi PKB itu.

Kompas TV Direktur Materi dan Debat BPN Prabowo-Sandiaga, Sudirman Said akan mengapresiasi sebagian masyarakat sipil yang mengusulkan pembentukan Tim Pencari Fakta (TPF) Kecurangan Pemilu. Sudirman Said pun mengatakan BPN akan mendorong hal itu. Namun, usulan TPF Kecurangan Pemilu ini ditolak oleh Juru BicaraTKN Jokowi-Ma'ruf, Arya Sinulingga. Arya menjelaskan bahwa usulan itu tidak relevan melihat hanya ada 105 kasus kecurangan. Simak pernyataan keduanya dalam cuplikan program Rosi berikut ini. #tpfkecuranganpemilu #tknjokowimaruf #bpnprabowosandi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Draf RUU Penyiaran, KPI Bisa Selesaikan Sengketa Jurnalistik Khusus

Draf RUU Penyiaran, KPI Bisa Selesaikan Sengketa Jurnalistik Khusus

Nasional
Dukung Event Seba Baduy 2024, Wika Beri Diskon Tarif Tol Serang-Panimbang hingga 30 Persen

Dukung Event Seba Baduy 2024, Wika Beri Diskon Tarif Tol Serang-Panimbang hingga 30 Persen

Nasional
Jokowi Anggarkan Rp 15 Triliun untuk Perbaikan dan Pembangunan Jalan Tahun Ini

Jokowi Anggarkan Rp 15 Triliun untuk Perbaikan dan Pembangunan Jalan Tahun Ini

Nasional
TNI AL Terjunkan Satgas SAR Bantu Cari Korban Banjir Sumbar

TNI AL Terjunkan Satgas SAR Bantu Cari Korban Banjir Sumbar

Nasional
UKT Mahal, Komnas HAM Akan Audit Hak Atas Pendidikan

UKT Mahal, Komnas HAM Akan Audit Hak Atas Pendidikan

Nasional
Hasto Ungkap Peluang Megawati Bertemu Prabowo: Saat Agenda Nasional

Hasto Ungkap Peluang Megawati Bertemu Prabowo: Saat Agenda Nasional

Nasional
KPK Tahan 3 Tersangka Dugaan Korupsi Penggelembungan Harga Lahan Tebu PTPN XI

KPK Tahan 3 Tersangka Dugaan Korupsi Penggelembungan Harga Lahan Tebu PTPN XI

Nasional
Selain Khofifah, PDI-P Buka Opsi Usung Kader Sendiri di Pilkada Jatim

Selain Khofifah, PDI-P Buka Opsi Usung Kader Sendiri di Pilkada Jatim

Nasional
DPR dan Pemerintah Diam-diam Rapat Pleno, Revisi UU MK Tinggal Dibawa Ke Paripurna

DPR dan Pemerintah Diam-diam Rapat Pleno, Revisi UU MK Tinggal Dibawa Ke Paripurna

Nasional
Ungkap Sulitnya Jaga Harga Beras, Jokowi: Bikin Ibu-ibu dan Petani Senang Tidak Mudah

Ungkap Sulitnya Jaga Harga Beras, Jokowi: Bikin Ibu-ibu dan Petani Senang Tidak Mudah

Nasional
Program 'DD Farm' Bantu Hidup Meltriadi, dari Mustahik Jadi Peternak

Program "DD Farm" Bantu Hidup Meltriadi, dari Mustahik Jadi Peternak

Nasional
Formappi Soroti Kinerja DPR, Baru Sahkan UU DKJ dari 47 RUU Prioritas di 2024

Formappi Soroti Kinerja DPR, Baru Sahkan UU DKJ dari 47 RUU Prioritas di 2024

Nasional
Penayangan Ekslusif Jurnalistik Investigasi Dilarang dalam Draf RUU Penyiaran

Penayangan Ekslusif Jurnalistik Investigasi Dilarang dalam Draf RUU Penyiaran

Nasional
Jokowi Resmikan 22 Ruas Jalan Daerah di Sultra, Gelontorkan Anggaran Rp 631 Miliar

Jokowi Resmikan 22 Ruas Jalan Daerah di Sultra, Gelontorkan Anggaran Rp 631 Miliar

Nasional
Gerindra: Jangan Harap Kekuasaan Prabowo Jadi Bunker Buat Mereka yang Mau Berbuat Buruk

Gerindra: Jangan Harap Kekuasaan Prabowo Jadi Bunker Buat Mereka yang Mau Berbuat Buruk

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com