JAKARTA, KOMPAS.com – Ibu negara baru Indonesia pengganti DKI Jakarta di Pulau Kalimantan didesain menampung 1,5 juta penduduk.
Demikian diungkapkan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro dalam diskusi membahas ibu kota negara baru di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin (13/5/2019).
“Ibu kota baru nanti didesain hanya untuk 1,5 juta orang. Ini adalah jumlah yang sudah maksimal sesuai dengan perhitungan,” ujar Bambang.
Baca juga: Feeling Jokowi soal Ibu Kota Negara Baru: Bukit Soeharto, Gunung Mas, atau Kawasan Segitiga?
Angka tersebut didasarkan pada jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) eksekutif, legislatif dan yudikatif yang juga akan ‘bedol besa’ ke ibu kota negara baru tersebut.
“Perkiraan jumlah ASN eksekutif, legislatif dan yudikatif sekitar 200.000. Kemudian TNI-Polri 25.000. Lalu, pihak keluarga yang juga akan ikut. Patokan simpelnya satu keluarga empat orang, sudah hampir satu juta,” ujar Bambang.
“Ditambah pelaku bisnis yang akan mendukung kegiatan ekonomi di ibu kota baru, sekitar 300.000 orang,” lanjut dia.
Baca juga: Komisi II DPR: Pansus Pemindahan Ibu Kota akan Dibentuk
Dilihat dari penduduk dan potensi kegiatan ekonominya, Bappenas memprediksi ibu kota negara baru ini tidak akan masuk ke daftar kota besar di Indonesia.
Namun, hal itu bukan menjadi persoalan. Sebab, pembangunan ibu kota negara baru memang bukan didesain untuk menjadikannya sebagai kota besar.
Saat ini, pemerintah masih melakukan kajian seluruh aspek soal pemindahan ibu kota negara baru.
Baca juga: Pemindahan Ibu Kota Paling Cepat 2024, Begini Tahapannya
Berdasarkan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Pulau Kalimantan selama tiga hari, yakni 7 hingga 9 Mei 2019, ada tiga daerah yang digadang-gadang akan menjadi pengganti DKI Jakarta, yakni:
1. Bukit Soeharto yang terletak di di kawasan Taman Hutan Raya, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur
2. Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah
3. Kawasan Segitiga yang terletak di antara Kota Palangkaraya, Kabupaten Katingan,
dan Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah.
“Kajian ini akan difinalisasi akhir tahun ini sehingga keputusan lokasi bisa juga dilakukan akhir tahun ini dan tahun 2020 sudah bisa dilanjutkan dengan persiapan pembangunan,” ujar Bambang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.