Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendukung Capres Ingin Boikot Restoran Padang, Ini Kata Sosiolog

Kompas.com - 24/04/2019, 16:10 WIB
Retia Kartika Dewi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah tangkapan layar yang diambil dari media sosial menjadi viral karena dianggap memperlihatkan perilaku "ajaib" salah satu pendukung pasangan calon dalam Pemilu Presiden 2019.

Sejumlah pendukung pasangan calon nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, diketahui ada yang mengungkapkan ketidakpuasan atas kekalahan suara petahana itu di wilayah Sumatera Barat.

Mereka mengekspresikan ketidakpuasan ini dengan rencana pemboikotan makanan khas Minang, yakni nasi Padang.

"Jadi malas makan di rumah makan Padang, kayaknya rakyat yang harus membalas, bangkrutkan semua rumah makan Padang," tulis seorang pengguna Facebook, SA.

Kemudian, tulisan itu dibalas oleh TH, yang sepakat dengan usulan SA.

"Ide bagus nih. Gimana supaya bisa buat gerakan anti makan masakan Padang ya. Biar tahu rasa mereka. Sudah dikasih banyak sama Pakdhe (Jokowi) masih juga balasannya nyakitin Pakdhe. Gila emang!" tulis TH.

Sontak, hasil tangkapan layar dari percakapan mereka diunggah di media sosial lain dan banyak ditanggapi warganet lainnya.

Baca juga: Viral Ajakan Pendukung Boikot Masakan Padang, Ini Kata TKN Jokowi-Maruf

Reaksioner

Menanggapi hal ini, sosiolog dari Universitas Airlangga, Surabaya, Prof Dr Bagong Suyanto memaparkan bahwa tindakan rencana pemboikotan ini termasuk tindakan yang reaksioner.

"Saya kira itu tindakan yang reaksioner, terbawa suasana pilpres yang membuat masyarakat gampang terbelah," ujar Bagong saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (24/4/2019).

Menurut dia, tindakan rencana pemboikotan ini bukan didorong oleh rasa kekecewaan dari pendukung Jokowi-Ma'ruf.

Bagong menyimpulkan bahwa sikap reaktif ini cenderung sebagai ekspresi solidaritas dengan teman. Ada kemungkinan juga tanggapan itu sekadar guyonan.

"Saya kira bukan ekspresi kekecewaan, tapi ekspresi solidaritas. Bahkan sekedar lucu-lucuan saja," ujar Bagong.

Baca juga: Marak Aksi Boikot Produk Bernuansa Politik, Ini Kata Sosiolog...

Selain itu, sikap solidaritas ini dinilai karena para pendukung Jokowi mau menunjukkan sikapnya membela Jokowi, tetapi bukan hal yang serius dilakukan.

"Ajakan boikot saya kira tidak akan dilakukan di luar situasi pilpres. Saya kok melihatnya hanya ekspresi-ekspresi spontan yang tidak serius, lebih sebagai discourse (wacana) daripada gerakan riil," ujar Bagong.

Bagong menyampaikan, apabila pemboikotan ini tidak terlaksana maka hal itu wajar saja sebab tak didorong oleh faktor yang substansial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com