JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade, menyebut penghitungan suara secara manual (real count) pilpres 2019 awalnya memang dipusatkan di kantor DPP Partai Gerindra.
Namun, lokasi penghitungan tersebut saat ini sudah dipindahkan ke lokasi lain.
"Ia memang pertama awalnya kita kumpulin di DPP, tapi melihat kondisinya enggak kondusif dipindahin," kata Andre kepada Kompas.com, Selasa (23/4/2019).
Namun, Andre tidak mau menyebutkan dimana lokasi penghitungan suara kini dilakukan.
"Sekarang (penghitungan) di luar DPP, tapi dalam bentuk pengawasan DPP dan BPN," kata dia.
Menurut dia, lokasi penghitungan suara memang sengaja ditempatkan di lokasi yang aman dan tidak gampang di akses pihak yg tidak berkepentingan.
Baca juga: Ditantang Terbuka, Mengapa Kubu Prabowo Tak Ungkap Proses Real Count Internal?
Andre beralasan proses real count sengaja ditempatkan di lokasi yang aman karena ada dokumen penting seperti C1 yang harus dijaga dari pihak-pihak yang tak berkepentingan.
"Apalagi C1 dari seluruh wilayah Indonesia terus berdatangan dikirim oleh DPD Gerindra se-Indonesia dan relawan-relawan pendukung Pak Prabowo," tambah Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra ini.
Pada Senin kemarin, Andre sempat menyebut bahwa real count dipusatkan di Kantor DPP Partai Gerindra di Jalan RM Harsono, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Namun, saat Kompas.com mencoba meliput kegiatan tersebut hari ini, kantor DPP Gerindra tampak sepi. Masuk ke dalam gedung, Kompas.com pun bertemu dengan petugas penerima tamu di DPP Gerindra.
Petugas tersebut menyatakan bahwa di DPP Gerindra tidak ada sama sekali kegiatan penghitungan real count Prabowo-Sandiaga.
"Justru di Kertanegara. Di sini sama sekali enggak ada kegiatan. Semua diserahkan di sana. Semua dikawal di sana. Pak Andre Rosiade jarang banget ke sini," ujar petugas tersebut, Selasa.
Baca juga: Tak Ada Penghitungan Real Count di DPP Gerindra
Sebelumnya, Prabowo mengklaim ia memenangi Pilpres berdasarkan real count yang dilakukan tim internalnya. Ketua Umum Partai Gerindra itu mengaku memenangi Pilpres dengan 62 Persen suara.
Namun, hasil hitung cepat semua lembaga survei justru menunjukkan keunggulan untuk Jokowi-Ma'ruf di angka 54 sampai 55 persen. Kubu Jokowi-Ma'ruf pun menantang kubu Prabowo untuk buka-bukaan soal proses dan metode penghitungan suara yang dilakukan.