Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] LSI Denny JA Ralat "Quick Count" yang Tayang di Indosiar

Kompas.com - 18/04/2019, 19:31 WIB
Retia Kartika Dewi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Polemik perihal hasil hitung cepat atau quick count Pemilu 2019 kembali muncul di masyarakat. Hal ini membuat masyarakat bingung dan resah mengenai kebenaran informasi yang sesungguhnya.

Kali ini polemik muncul setelah sebuah video yang diunggah di media sosial viral karena menyiarkan hasil quick count yang berbeda pada Rabu (17/4/2019). Hasil quick count ini muncul dalam sebuah tayangan di Indosiar.

Dalam video itu, disebutkan, hasil quick count memperlihatkan bahwa pasangan calon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memimpin. Ini berdasarkan quick count dari penghitungan suara sementara oleh lembaga survei LSI Denny JA.

Pihak LSI Denny JA kemudian memberikan penjelasan.

Narasi yang beredar:

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, seorang warganet mengunggah video yang menampilkan tayangan langsung terkait quick count Pilpres 2019 di Indosiar sekitar pukul 15.00 WIB, Rabu (17/4/2019).

Dalam tayangan tersebut, awalnya grafis penghitungan suara dari LSI Denny JA menunjukkan persentase sebesar 44,59 persen untuk pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Sementara, perolehan suara 55,41 persen untuk paslon 02 Prabowo-Sandiaga Uno.

"Nah liat di sini Prabowo-Sandi menang, 01, 44,59 persen, padahal suara yang sudah masuk 60,75 persen dari LSI aja," ujar suara dalam tayangan video itu.

"Nanti lihat pada saat perubahan hasil yang sangat signifikan dan mungkin agak aneh gitu ya," kata dia.

Kemudian, dalam beberapa saat tampilan live ini menampilkan persentase yang berbeda yang grafik yang disajikan dalam layar lebar.

Dalam tampilan di layar lebar, paslon 01 berada di posisi 55,34 persen. Sementara, paslon 02 berada di posisi 44,66 persen.

"Tuh liat ada perubahan signifikan, signifikan, dalam hitungan detik, lihat ini, lihat ini, Ma'ruf Amin sama Jokowi menjadi 55,34 persen," ujar suara dalam video itu.

Penelusuran Kompas.com:

Pihak Kompas.com telah berupaya menghubungi dua orang pimpinan redaksi Indosiar. Namun, mereka membagikan tautan video berupa penjelasan teknis dari lembaga survei LSI Denny JA.

LSI Denny JA menjelaskan bahwa penayangan hasil quick count yang dipaparkan di Indosiar mengalami kesalahan teknis (human error).

"Nah kemarin selain menampilkan informasi juga menampilkan hasil hitung cepat dan hiburan-hiburan, lah. Kan masyarakat satu sisi terhibur, satu sisi mendapatkan informasi tentang itu (quick count)," ujar peneliti senior, Ade Mulyana dalam video yang diterima Kompas.com, Kamis (18/4/2019).

"Kemudian untuk soal yang kemarin, ini full murni kesalahan teknis, jadi polemik sebetulnya," kata dia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com