Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mafindo: Penyelenggara Pemilu Masih Jadi Target Hoaks Jelang Pemilu 2019

Kompas.com - 15/04/2019, 10:06 WIB
Christoforus Ristianto,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) menduga semakin mendekati hari pelaksanaan Pemilu 2019, hoaks akan semakin marak dengan masifnya video dan foto yang tidak benar. Secara umum, hoaks masih menyasar kepada penyelenggara pemilu.

"Dampak yang mungkin muncul di hari H (hari pencoblosan) adalah bertaburnya video dan foto di lokasi dengan pemahaman konteks yang keliru sehingga bisa menimbulkan banjir hoaks yang bisa merusak penyelenggara pemilu," ujar penggagas Mafindo Septiaji Eko Nugroho kepada Kompas.com, Senin (15/4/2019).

Jika bicara jumlah dan dampak, lanjut Septiaji, akan signifikan jelang pencoblosan. Menurutnya, isu apapun terkait pemilu akan sangat masif penyebarannya.

Baca juga: 5 Fakta Persidangan Kasus Hoaks 7 Kontainer Surat Suara Tercoblos

Septiaji menjelaskan, marak dan masifnya hoaks diakibatkan masyarakat yang kini tengah memantengi semua grup Whatsapp dan media sosial untuk isu pemilu.

"Masyarakat yang kurang teliti dan tidak paham melakukan verifikasi informasi, rentan terpapar hoaks, bahkan juga bisa ikut menyebarkan," ungkapnya kemudian.

Pemilu yang menyisakan dua hari ini, seperti diungkapkan Septiaji, akan mendorong masyarakat untuk kian intensif menggunakan media sosial dan Whatsapp. Isu-isu terkait pelaksanaan pemilu menjadi hal yang dicari masyarakat.

Baca juga: Analisis Komisioner soal Sistematisnya Hoaks yang Menyerang KPU

"Misalnya beberapa video dari lokasi pencoblosan luar negeri yang kemudian memunculkan isu di media sosial, seperti di Sydney dan Hongkong," paparnya.

Septiaji menambahkan, kandidat dan para pendukung caleg maupun paslon capres-cawapres juga menjadi target dari munculnya hoaks di dalam negeri.

"Seperti adanya akun palsu yang mencatut nama aktor politik atau pendukung tertentu di media sosial. Kemudian hal itu menjadi isu yang dibesar-besarkan oleh oknum tertentu," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com