Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Alvara: Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga Bersaing Ketat di Pemilih Muda

Kompas.com - 12/04/2019, 17:26 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Founder dan CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali mengungkapkan, pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bersaing ketat merebut suara pemilih muda.

Hasanuddin berkaca pada hasil survei lembaganya yang dilakukan pada 2-8 April 2019. Survei ini melibatkan 2.000 responden di 34 provinsi Indonesia.

"Di kelompok Gen Z, terjadi pertarungan yang sangat ketat antara Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno," katanya dalam paparan survei di Hotel Oria, Jakarta, Jumat (12/4/2019).

Baca juga: Survei Populi Center: Di Jabar, Elektabilitas Jokowi-Maruf 40 Persen, Prabowo-Sandi 35,1 Persen

Dari 2.000 responden survei, sebanyak 10,8 persen merupakan kelompok Gen Z (17-21 tahun). Menurut Hasanuddin, responden Gen Z yang memilih Jokowi-Ma'ruf sebesar 45,2 persen dan 39 persen memilih Prabowo-Sandiaga.

"Yang belum memutuskan yaitu sekitar 15,7 persen," ujar dia.

Sementara di kelompok generasi milenial, Jokowi-Ma'ruf dinilai masih bisa memertahankan keunggulan.

Alvara mengklasifikasikan responden generasi milenial merupakan pemilih berusia 22-37 tahun. Dari 2.000 responden, 48,2 persen merupakan generasi milenial.

Dari responden generasi milenial, 50,4 persen responden memilih Jokowi-Ma'ruf dan 42 persen responden memilih Prabowo-Sandiaga. Sementara responden yang belum memutuskan yaitu 7,7 persen.

Sementara itu, Jokowi-Ma'ruf sudah lebih mengungguli Prabowo-Sandiaga pada kelompok Gen X (38-53 tahun) dan kelompok baby boomers (53 tahun ke atas).

Dari 2.000 responden, kelompok Gen X sebesar 29,5 persen. Sementara kelompok baby boomers sebesar 11,9 persen.

"Pada Gen X, pemilih pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebesar 54,8 persen dan pemilih Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebesar 36,7 persen. Yang belum memutuskan 8,5 persen," ungkapnya.

Di kelompok baby boomers, sebanyak 58,8 persen responden memilih Jokowi-Ma'ruf dan 31,5 persen memilih Prabowo-Sandiaga. Sementara yang belum memutuskan sebesar 9,7 persen.

Metode survei yang digunakan yakni multistage random sampling di 34 provinsi.

Baca juga: Survei Alvara: Elektabilitas Jokowi-Maruf 52,2 Persen, Prabowo-Sandiaga 38,8 Persen

Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka kepada responden yang berusia 17 tahun ke atas dan memiliki hak pilih.

Tingkat kepercayaan survei ini sebesar 95 persen. Adapun margin of error survei Alvara Research Center tersebut yakni 2,23 persen.

Artinya, persentase dalam survei bisa bertambah atau berkurang sekitar 2,23 persen. Survei ini dibiayai secara mandiri oleh lembaga tersebut.

Kompas TV Pengamat politik Setara Institute, Ismail Hasani, menilaipernyataan Ketua Umum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono yang mengkritik kampanye akbar Prabowo-Sandiaga mengandung siasat untuk meningkatkan elektabilitas elektoral Partai Demokrat. Menurut Ismail, kritik SBY atas kampanye akbar terbuka Prabowo-Sandi agar berkebinekaan merupakan pesan yang tidak hanya tertuju untuk kandidat capres-cawapres 02 yang didukungnya. Namun, kritik itu juga berlaku,bagi pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Jokowi-Ma’ruf Amin. #AHY #SuratSBY #KampanyePrabowoSubianto
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com