JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan hasil survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menjadi salah satu partai baru yang berpotensi tidak lolos ke parlemen.
Hasil survei LSI pada akhir Maret 2019 menunjukkan tingkat keterpilihan PSI berada pada angka 0,2 persen.
Sementara, menurut catatan LSI, dari Agustus 2018 hingga Januari 2019, elektabilitas PSI tak pernah mencapai 1 persen.
Artinya, perolehan suara PSI di Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 diprediksi tak mampu melampaui ambang batas parlemen sebesar 4 persen.
Baca juga: Survei LSI: Perindo, Garuda, Berkarya, dan PSI Terancam Tak Lolos ke DPR
Lantas, faktor apa yang membuat elektabilitas PSI cenderung stagnan meski telah gencar melakukan kampanye di berbagai media?
Peneliti LSI Rully Akbar menilai, isu, visi-misi dan program yang diangkat oleh PSI selama ini hanya menarget pemilih-pemilih dari segmen terbatas atau kelompok minoritas.
"Mereka memang mencoba masuk di segmen minoritas dan karena mereka hanya masuk di segmen minoritas, ya hasilnya juga masih minim," ujar Rully saat ditemui seusai memaparkan hasil survei di kantor LSI, Jakarta Timur, Jumat (5/4/2019).
Hal itu, lanjut Rully, terlihat dari isu-isu yang disuarakan oleh PSI, antara lain poligami dan Perda Syariah.
Sementara, isu-isu seperti itu belum tentu disukai atau dijadikan pertimbangan kelompok minoritas dalam memilih partai politik.
Baca juga: Survei LSI: Banyak Pemilh Tak Kenal Sosok Caleg di Dapilnya
Di sisi lain, Rully mengatakan, para pemilih dari kelompok minoritas tentunya sudah memiliki pilihan partai politik yang lebih besar, seperti PDI-P atau Demokrat.
"Jadi mereka masuk di isu soal poligami, perda syariah, yang kita tahu pemilih kita mayoritas adalah 90 persen pemilih muslim," kata Rully.
Pengumpulan data survei LSI Denny JA dilakukan pada 18 hingga 26 maret 2019 dengan menggunakan metode multistage random sampling dan wawancara tatap muka.
Wawancara tatap muka dilakukan pada 1.200 responden yang tersebar di berbagai wilayah. Survei ini memiliki margin error 2,8 persen dan dibiayai secara mandiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.