Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo Sebut BUMN Dirampok, TKN Nilai Dia Sedang Marah dengan Masa Lalunya

Kompas.com - 09/04/2019, 09:32 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Budiman Sudjatmiko, mengatakan, pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengenai beberapa BUMN sudah dirampok untuk memunculkan emosi pemilih. 

Menurut Budiman, Prabowo menyasar emosi pemilih konservatif dengan ditakut-takuti tentang elite di Jakarta yang merusak Indonesia. Ia menilai Prabowo juga sedang mengkritik dirinya sendiri karena menjadi bagian elite yang merusak Indonesia.

"Pak Prabowo sedang marah dengan masa lalunya sendiri. Kan dia adalah bagian dari elite yang dia tuduh merusak Indonesia itu," katanya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (9/4/2019).

Baca juga: Prabowo: BUMN Milik Rakyat, Pertamina, PLN, Semua Dirampok...

Budiman pun menegaskan, justru dalam pemerintahan Jokowi BUMN dalam kondisi yang strategis. Hal itu dilihat dari banyaknya pembangunan infrastruktur yang dulunya sempat tertunda.

Politisi PDI P Budiman Sudjatmiko dalam sebuah acara debat terbuka di bilangan Wijaya II, Jakarta Selatan, Sabtu (7/1/2017).Kristian Erdianto Politisi PDI P Budiman Sudjatmiko dalam sebuah acara debat terbuka di bilangan Wijaya II, Jakarta Selatan, Sabtu (7/1/2017).

"Pak Jokowi sedang bekerja membenahi dan memperkuat BUMN. Dengan meletakkan kembali BUMN dalam posisinya yang strategis membangun banyak infrastruktur sehingga banyak proyek yang dulunya macet sekarang bisa lancar," kata Budiman.

Ia yakin sebagian pemilih tak terpengaruh dengan pernyataan Prabowo karena percaya dengan kinerja Jokowi.

Baca juga: PDI-P: Rakyat Pilih Pemimpin yang Gebrak Hambatan, Bukan Gebrak Meja

"Tapi kami yakin bahwa tidak akan sebanyak perkiraan banyak orang karena prestasi Pak Jokowi juga sudah memberi manfaat bagi lebih banyak orang," ujarnya.

Sebelumnya, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengatakan, banyak BUMN dirampok oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

"BUMN-BUMN kebanggaan kita, BUMN-BUMN milik rakyat kebanggaan kita, Garuda, Pertamina, PLN, semua dirampok, saudara-saudara sekalian," katanya.

Baca juga: Sekjen PDI-P: Sikap Prabowo Saat Kampanye Runtuhkan Martabatnya

"Nanti, nanti mereka tanya, 'Mana buktinya? Mana buktinya? Bung, bung, buktinya ada segudang ada di BPK. BPK mengumumkan ada ribuan, belasan ribu temuan tidak ada tindak lanjut. Mana buktinya? Ndhasmu. Saya muak, saya muak!" ujarnya.

Selain menyinggung BUMN, Prabowo menilai ada segelintir orang di Jakarta yang seenaknya merusak Indonesia.

"Hak rakyat sedang diinjak-injak oleh orang elite di Jakarta, seenaknya saja merusak negara ini. Mereka adalah... boleh enggak bicara agak keras di sini? Tinggal 10 hari lagi ya? Mereka adalah bajingan-bajingan," katanya.

Kompas TV Susilo Bambang Yudhoyono menyurati tiga petinggi Partai Demokrat jelang kampanye akbar Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Meski isi surat mengkhawatirkan polarisasi dan kebhinekaan, Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi menyatakan tidak ada masalah dengan surat SBY tersebut. #SuratSBY #SBY #KampanyePrabowoSandi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com