Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6.831 Orang Mengungsi akibat Bencana Banjir Bandang di Sentani Jayapura

Kompas.com - 19/03/2019, 16:16 WIB
Devina Halim,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, terdapat 6.831 orang yang mengungsi akibat bencana banjir bandang yang menerjang Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.

Data ini disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, melalui keterangan tertulis, Selasa (19/3/2019).

"Tercatat ada 6.831 orang pengungsi yang tersebar di 15 titik pengungsian. Pengungsi masih memerlukan bantuan kebutuhan dasar," kata Sutopo.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam jumpa pers di kantornya, Senin (18/3/2019)KOMPAS.com/Ihsanuddin Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam jumpa pers di kantornya, Senin (18/3/2019)
Titik-titik pengungsian tersebar di BTN Bintang Timur, BTN Gajah Mada, Doyo Baru, panti jompo, HIS Agus Karitji, Siil, Gunung Merah (Posko Induk), dan Asrama Himles.

Baca juga: Kemenpar Pantau Penanganan Banjir Sentani dan Gempa Lombok

Kemudian, ada pula yang tersebar di Kompi D, Puspenka Hawai, Yayasan Abdi Nusantara, Kampung Netar, Permata Hijau, Panti Jompo, dan Rindam.

Sutopo mengatakan, dapur umum hingga pos pelayanan kesehatan sudah didirikan.

Namun, para pengungsi masih membutuhkan sejumlah logistik dan layanan psikososial.

"Namun masih diperlukan beberapa kebutuhan mendesak seperti MCK, air bersih, permakanan, matras, selimut, pakaian layak, genset, peralatan dapur, psikososial, dan sebagainya," ujar Sutopo.

Baca juga: Per Selasa Pagi, 89 Orang Meninggal Dunia Akibat Banjir Bandang di Sentani

Berdasarkan data per Selasa pagi, BNPB mencatat terdapat 89 korban meninggal dunia dan 74 dikabarkan hilang karena bencana tersebut.

Sementara, untuk korban luka-luka, Sutopo menyebutkan, ada 84 korban luka berat dan 75 orang mengalami luka ringan.

Kemudian, Sutopo mengatakan terdapat 6.831 pengungsi di 15 titik, dengan total korban terdampak sebanyak 11.725 kepala keluarga.

Terkait kerusakan bangunan, BNPB mencatat 350 unit rumah rusak berat, 2 gereja rusak berat, 1 masjid rusak berat, 8 sekolah rusak berat, 104 unit ruko rusak berat, dan 1 pasar rusak berat.

Untuk sarana dan prasarana publik yang terdampak yaitu 3 jembatan serta 8 drainase yang rusak berat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com