Pemerintah China dan Rusia membantah tudingan bahwa negara mereka melakukan upaya intervensi digital pada pangkalan data KPU.
Kementerian Luar Negeri China dalam pernyataannya menyebut bahwa China tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri negara lain. Pemerintah China juga dengan tegas menyatakan menentang aksi peretasan.
China menyebut sejauh ini pihak Indonesia belum memberikan informasi tentang tuduhan tersebut. Mereka menyatakan siap bekerja sama dalam memerangi peretasan jika memang ada bukti.
Rusia juga menolak tuduhan melakukan serangan maya ke Indonesia. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut tuduhan tersebut tidak berdasar.
"Rusia tidak berniat ikut campur dalam urusan negara lain, terutama dalam proses pemilihan. Kami tentu tidak suka jika hal yang sama dilakukan kepada kami," kata dia Rabu (13/3/2019) pekan lalu.
Terlepas dari bantahan tersebut, adalah fakta bahwa ada upaya peretasan terhadap pangkalan data KPU. Serangan terjadi masif.
Macam-macam bentuknya. Ada yang ringan seperti mengubah foto dan tulisan, atau keduanya bersamaan. Serangan yang patut diwaspadai adalah upaya menambah pemilih atau menciptakan pemilih palsu. Jumlahnya suka-suka penyerang.
Saat saya mengonfirmasi hal ini kepada Arief, ia tidak mengiyakan dan tidak membantah. Ia hanya menegaskan bahwa seluruh serangan bisa diatasi oleh tim KPU.
Saya kembali menanyakan hal serupa kepada Mabes Polri. Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Pol. Dedi Prasetyo mengatakan, "Serangan peretas bisa dalam bentuk apa saja, tetapi kami Polri memiliki pula tim yang bisa membantu bersama dengan Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN), untuk kemudian melakukan pengamanan hingga penyelidikan bagi siapa pun yang berniat untuk meretas dan mengganggu proses pemilu 2019."
Siapa yang melakukan peretasan? Bagaimana bentuknya? Bagaimana caranya? Seberapa serius ancamannya? Pertanyaan-pertanyaan itu barangkali tidak akan pernah muncul ke publik.
Meski begitu, isu peretasan ini layak disampaikan kepada publik secara berkala terkait upaya penanganannya. Jangan sampai ada pihak-pihak yang menggunakan isu ini untuk mendelegitimasi pemilu 2019 di luar jalur konstitusi.
Saya Aiman Witjaksono...
Salam!