Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debat Ketiga, "Debat" Ala Ma'ruf Vs Sandiaga...

Kompas.com - 18/03/2019, 07:43 WIB
Christoforus Ristianto,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Debat ketiga Pemilihan Presiden 2019 yang berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Minggu (17/3/2019), mempertemukan dua calon wakil presiden, Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno.

Beragam pendapat muncul menanggapi penampilan keduanya. Bagi tim sukses mereka, baik Ma'ruf maupun Sandiaga sudah tampil prima dan unggul daripada lawannya.

Sementara itu, pengamat sosial politik dari Universitas Negeri Jakarta, Ubedillah Badrun, memberikan catatan, debat ketiga malam tadi minim perdebatan.

"Keduanya masih minim perdebatan. Sepanjang debat, hanya ada tiga program yang sedikit mengarah perdebatan, yaitu Badan Riset Nasional (BRN), stunting, dan tenaga kerja asing," ujar Ubedilah kepada Kompas.com, Senin (18/3/2019).

Baca juga: Sandiaga Sebut Debat Ketiga Pilpres sebagai Format Terbaik

Ubedillah menilai, keduanya tak mendalam saat membahas isu soal Badan Riset Nasional. Menurut dia, Ma'ruf dan Sandiaga lebih banyak memperdebatkan soal efisiensi dan inefisiensi.

Contohnya, kata dia, Ma'ruf meyakini akan terjadi efesiensi riset jika dibentuk BRN.

Sementara, Sandiaga berpendapat, BRN hanya menambah birokrasi riset dan akan terjadi inefesiensi pembiayaan atau pemborosan.

Demikian pula saat perdebatan mengenai stunting atau gagal tumbuh. Ubedillah mengatakan, kedua cawapres hanya mengajukan pertanyaan dan kemudian menjawab tanpa ada perdebatan lebih lanjut soal gagasan masing-masing.

"Hanya sedikit perdebatan terjadi karena Ma'ruf mengajukan pertanyaan tentang program sedekah putih (susu) yang digagas Sandiaga dinilainya tidak tepat untuk atasi problem stunting," ujar Ubedillah.

Baca juga: Beda Pemahaman Stunting antara Sandiaga dan Maruf Amin dalam Debat

"Sandiaga kemudian menjawab ada kaitannya karena tidak sedikit ibu-ibu yang mengalami hambatan dalam memberikan ASI. Setelah masing-masing menanyakan dan menjawab, kedua cawapres tidak melakukan perdebatan," lanjut dia.

Program ketenagakerjaan juga dinilai Ubedillah tidak dieksplorasi oleh Ma'ruf dan Sandiaga. Saat debat, Ma'ruf menyatakan jumlah tenaga kerja asing di Indonesia hanya 0,01 persen dan terendah di dunia.

"Namun sayangnya pernyataan Ma'ruf tidak ditanggapi oleh Sandiaga. Padahal bisa saja Sandiaga mendebat karena tahun 2018 ada kenaikan tenaga kerja asing 10 persen lebih dan jumlah tenaga kerja asing terbesar di Indonesia adalah berasal dari China mencapai 32.000 orang," kata Ubedillah.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cek Fakta Debat III Pilpres 2019 Mengenai stunting

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bawaslu Ungkap Suara Caleg Demokrat di Aceh Timur Sempat Naik 7 Kali Lipat, Lalu Dihitung Ulang

Bawaslu Ungkap Suara Caleg Demokrat di Aceh Timur Sempat Naik 7 Kali Lipat, Lalu Dihitung Ulang

Nasional
Mensos Risma Minta Data Penerima Bansos Ditetapkan Tiap Bulan untuk Hindari Penyimpangan

Mensos Risma Minta Data Penerima Bansos Ditetapkan Tiap Bulan untuk Hindari Penyimpangan

Nasional
Jokowi Pastikan Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Tembaga PT Freeport

Jokowi Pastikan Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Tembaga PT Freeport

Nasional
Risma Ingatkan Kepala Dinsos Se-Indonesia, Jangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

Risma Ingatkan Kepala Dinsos Se-Indonesia, Jangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

Nasional
Kasus Korupsi Rumdin, KPK Cecar Kabag Pengelola Rumah Jabatan DPR soal Aliran Dana ke Tersangka

Kasus Korupsi Rumdin, KPK Cecar Kabag Pengelola Rumah Jabatan DPR soal Aliran Dana ke Tersangka

Nasional
KPU Sebut Pemindahan 36.000 Suara PPP ke Garuda di Jabar Klaim Sepihak, Harus Ditolak MK

KPU Sebut Pemindahan 36.000 Suara PPP ke Garuda di Jabar Klaim Sepihak, Harus Ditolak MK

Nasional
Ketua KPU Ditegur Hakim saat Sidang Sengketa Pileg di MK: Bapak Tidur, Ya?

Ketua KPU Ditegur Hakim saat Sidang Sengketa Pileg di MK: Bapak Tidur, Ya?

Nasional
Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis Disebut Diperlukan, Proyek Mercusuar Perlu Pengawasan

Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis Disebut Diperlukan, Proyek Mercusuar Perlu Pengawasan

Nasional
Kapolri Beri Penghargaan ke 11 Personel di Pegunungan Bintang, Papua

Kapolri Beri Penghargaan ke 11 Personel di Pegunungan Bintang, Papua

Nasional
Pegawai Kementan Bikin Perjalanan Dinas Fiktif demi Penuhi Kebutuhan SYL

Pegawai Kementan Bikin Perjalanan Dinas Fiktif demi Penuhi Kebutuhan SYL

Nasional
Sidang SYL, Saksi Ungkap Permintaan Uang Rp 360 Juta untuk Sapi Kurban

Sidang SYL, Saksi Ungkap Permintaan Uang Rp 360 Juta untuk Sapi Kurban

Nasional
Hadiri Perayaan Ultah Hendropriyono, Prabowo Dihadiahi Patung Diponegoro

Hadiri Perayaan Ultah Hendropriyono, Prabowo Dihadiahi Patung Diponegoro

Nasional
Menag Minta Jemaah Jaga Kesehatan, Suhu Bisa Capai 50 Derajat Celsius pada Puncak Haji

Menag Minta Jemaah Jaga Kesehatan, Suhu Bisa Capai 50 Derajat Celsius pada Puncak Haji

Nasional
Tinjau Pasar Baru di Karawang, Jokowi: Harga Cabai, Bawang, Beras Sudah Turun

Tinjau Pasar Baru di Karawang, Jokowi: Harga Cabai, Bawang, Beras Sudah Turun

Nasional
KPK Sebut Eks Dirut Taspen Kosasih Rekomendasikan Investasi Rp 1 T

KPK Sebut Eks Dirut Taspen Kosasih Rekomendasikan Investasi Rp 1 T

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com