Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa Bibis dan Cerita Perencanaan Serangan Umum 1 Maret 1949

Kompas.com - 01/03/2019, 15:49 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Delapan cocor merah alias pesawat pemburu Mustang P-51 beserta pesawat pemngebom Lockheed dan Mitchell mengawali serbuan Belanda atas Yogyakarta.

Serangan Belanda serentak mengarahkan ribuan pasukan tempur darat dan udara untuk melumpuhkan Indonesia.

Merespons situasi ini, militer Indonesia mulai merancang strategi dan berkoordinasi dengan pemerintah setempat.

Kolonel Bambang Sugeng selaku Panglima Divisi III (atasan Soeharto) memberikan arahan kepada Letkol Soeharto untuk bertindak.

Dilansir dari Harian Kompas, 4 Maret 1977, selaku Koman Waherkruise III, Soeharto memulainya dengan menemui Sultan Hamengku Buwono IX. Rencana melakukan perlawanan akhirnya mendapatkan persetujuan.

Sebelum memulai gerakannya, dipilihlah tempat untuk merumuskan strategi bertempur yang tepat dan jauh dari jangkauan musuh.

Baca juga: Sejumlah Kisah di Balik Serangan Umum 1 Maret 1949

Akhirnya, Desa Bibis dipilih sebagai tempat untuk merancang serangan.

Bibis terletak di Kelurahan Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Lokasinya diyakini akan jauh dari pantauan mata-mata Belanda.

Soeharto dan anggotanya meminjam rumah milik Hardowijadi sebagai markas gerilya.

Di tempat inilah, Soeharto memberi komando penyerbuan, komunikasi radio dengan Jenderal Soedirman hingga Kepala Pemerintahan Darurat RI di Bukittinggi, Syafrudin Prawiranegara.

Dari serangan yang dirancang di Desa Bibis, menunjukkan bahwa Indonesia bisa melakukan perlawanan.

Harian Kompas 28 Februari 1987 menuliskan, sebelum peristiwa ini, dunia internasional menganggap TNI verstrooide benden (gerombolan bercerai-berai) dan kedatangan Belanda akan membawa ketenteraman.

Yang terjadi justru sebaliknya.

Pada 1 Maret 1949, dengan menggunakan penanda janur kuning yang dikalungkan di leher, seluruh kekuatan militer melakukan perlawanan di seluruh penjuru Yogyakarta.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Serangan Umum 1 Maret 1949

Tepat pukul 06.00, terdengar sirine yang dijadikan kode untuk memulai serangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com