Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Timses Jokowi: Prabowo Kembali Menakut-nakuti dan Buat Data Bohong

Kompas.com - 15/02/2019, 13:28 WIB
Sandro Gatra

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com — Juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Arya Sinulingga, membantah pernyataan capres Prabowo Subianto yang menyebut harga beras dan daging di Indonesia salah satu yang tertinggi di dunia.

"Prabowo mengatakan bahwa harga beras tertinggi di dunia dan daging tertinggi di dunia. Padahal, dari data yang ada, jelas sekali bahwa Indonesia itu harga beras nomor 80. Itu artinya yang nomor satu tertinggi, 80 itu terakhir," ujar Arya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (15/2/2019), seperti dikutip Antara.

Baca juga: Prabowo Sebut Harga Beras dan Daging di Indonesia Salah Satu yang Tertinggi di Dunia

Dia menekankan harga beras di Indonesia Rp 12.000 per kg atau lebih murah dibandingkan Jepang yang mencapai Rp 59.000 per kg.

"Prabowo kembali menakut-nakuti dan membuat data bohong. Itu sangat berbahaya untuk bangsa," katanya.

Menurut dia, harga beras di Indonesia hanya lebih mahal daripada Polandia yang seharga Rp 11.857 per kg, serta Vietnam, Nepal, Kazhakstan, dan sebagainya.

Baca juga: Jokowi Minta Masyarakat Cek Kebenaran Pernyataan Prabowo yang Ini...

"Untuk di Asia Tenggara saja, kita termasuk rendah. Bahkan, dibanding Thailand pun, kita masih lebih rendah. Jadi, kalau dikatakan Pak Prabowo bahwa Indonesia paling mahal harga beras, ini beras apa? Beras mana? Pak Prabowo ini tahu tidak harga beras? Dia pernah beli beras? Jangan buat kebohongan-kebohongan lagi," ujar Arya.

Demikian pula dengan harga daging, kata Arya, tingkat harga daging di Indonesia masuk peringkat ke-49 dari 89 negara.

Harga daging termahal di dunia, menurut dia, ada di Swiss yang mencapai Rp 675.000 per kg, serta Hong Kong mencapai Rp 276.000 per kg.

Baca juga: TKN: Jateng Dikejar Prabowo-Sandi, Jabar Ditinggal, Ya Sudah Kami Rebut...

Dia mengajak seluruh pihak menjadikan Pemilu 2019 bersih dan jujur, tidak menakut-nakuti dengan berita bohong.

Jokowi sebelumnya juga mengomentari pernyataan Prabowo tersebut. Jokowi mengatakan, pernyataan Prabowo patut untuk dicek kebenarannya.

Sebab, menurut laporan yang diterimanya, justru harga daging dan beras di Indonesia terbilang murah dibandingkan negara lain.

"Coba dicek di seluruh dunia. Itu harga (daging dan beras) kita ini ada pada posisi yang seperti apa," ujar Jokowi ketika ditemui di lokasi Tanwir ke-2 Muhammadiyah di Bengkulu, Jumat.

"Kita ini termasuk memiliki harga yang termurah di dunia, baik yang namanya beras maupun yang namanya daging," katanya.

Jokowi mengatakan, harga daging dan beras di Tanah Air hanya kalah murah dengan beberapa negara di Asia, misalnya Bangladesh, Sri Lanka, Vietnam, dan Thailand.

"Tapi untuk yang lain-lain, kita masih lebih murah ya," lanjut Jokowi.

Ia menambahkan, harga daging sapi olahan memang memiliki harga bervariasi. Ada yang harganya Rp 80.000 per kilogram, bahkan ada pula yang seharga ratusan ribu rupiah.

"Untuk daging itu kan tergantung mau pilih yang mana. Ada yang Rp 80.000. Ada yang Rp 120.000. Yang wagyu Rp 500.000 juga ada," lanjut Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com