Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Caleg yang Rahasiakan Data Pribadi Bisa Rugikan Diri Sendiri dan Partai

Kompas.com - 13/02/2019, 17:12 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ilham Saputra mengatakan, caleg yang tak mau buka data pribadinya ke publik akan merugikan diri sendiri dan partai.

Sebab, masyarakat menjadi tak bisa memberikan penilaian terhadap caleg tersebut.

Hal ini bisa berdampak pada enggannya pemilih memberikan suara mereka untuk caleg yang tak mau buka data pribadi.

"Menurut kami, itu kerugian mereka juga. Justru data pribadi itu harus dimunculkan agar kemudian orang bisa memilih dan menilai siapa dia, tidak hanya program-program. Karena ada istilah tak kenal maka tak sayang," kata Ilham usai acara 'Penyelenggaraan Pemilu/Pilpres 2019 yang Jujur, Adil, dan Profesional' di Kantor MUI, Jakarta Pusat, Rabu (13/2/2019).

Untuk itu, KPU mendorong partai agar mengimbau calegnya membuka data pribadi ke publik.

Baca juga: KPU Minta Parpol Dorong Calegnya Buka Data Pribadi ke Publik

KPU sendiri tak bisa memaksa caleg untuk membuka data pribadi. Sebab, ada UU Keterbukaan Informasi Publik (KIP) yang melindungi data pribadi seseorang.

Pasal 17 huruf h UU KIP menyebutkan, data yang bersifat pribadi tidak bisa disebarluaskan begitu saja karena menyangkut hak konstitusional seseorang sebagai warga negara.

Oleh karena itu, harus ada persetujuan langsung dari caleg mengenai publikasi data pribadi ini.

"Tanyain sama partai dong kenapa mereka menutup, kenapa 99 persen enggak membuka? Apakah ada kebijakan khusus kenapa tidak membuka data diri atau apa?" ujar Ilham.

Muncul opsi KPU mengumumkan caleg-caleg yang merahasiakan data, serta menyurati partai untuk mendorong calegnya membuka data pribadi ke publik.

Baca juga: Rahasiakan Data Pribadi, Mengapa Caleg Tak Mau Terbuka Pada Konstituennya?

Opsi tersebut, kata Ilham, akan dipertimbangkan dalam rapat pleno KPU.

Sebelumnya, Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) merilis hasil penelitian mereka soal caleg yang merahasiakan data pribadi dari publik.

Pada masa pendaftaran, caleg diberi formulir BB2 (formulir bakal calon). Formulir tersebut memberi pilihan untuk caleg mempublikasikan atau tidak mempublikasikan profil dan data dirinya.

Beberapa informasi caleg yang dimuat dalam formulir BB2 di antaranya:

1. Jenis kelamin
2. Usia
3. Riwayat pendidikan
4. Riwayat organisasi
5. Riwayat pekerjaan
6. Status khusus (terpidana/mantan terpidana/bukan mantan terpidana)
7. Motivasi (yang berisi hal-hal yang melatarbelakangi calon untuk mengajukan diri sebagai bakal calon)
8. Target/sasaran (yang berisi contoh hal-hal yang akan dikerjakan ketika telah menjadi anggota DPR/DPRD Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota).

Berikut hasil penelitian Perludem mengenai jumlah caleg yang tak mau buka data dirinya ke publik, diurutkan dari partai yang calegnya paling banyak rahasiakan data pribadi hingga partai dengan caleg yang paling sedikit rahasiakan data:

1. Demokrat
Tersedia membuka data pribadi = 4
Tidak Bersedia = 569
Total Caleg = 573
Persentase tidak bersedia = 99,30 persen 

2. Hanura
Bersedia membuka data pribadi = 4
Tidak Bersedia = 423
Total Caleg = 427
Persentase tidak bersedia = 99,06 persen
 
3. PKPI
Bersedia membuka data pribadi = 4
Tidak Bersedia = 133
Total Caleg = 137
Persentase tidak bersedia = 97,08 persen
 
4. Garuda
Bersedia membuka data pribadi = 12
Tidak Bersedia = 214
Total Caleg = 226
Persentase tidak bersedia = 94,69 persen
 
5. Nasdem
Bersedia membuka data pribadi = 241
Tidak Bersedia = 334
Total Caleg = 575
Persentase tidak bersedia = 58,09 persen
 
6. PKB
Bersedia membuka data pribadi = 507
Tidak Bersedia = 68
Total Caleg = 575
Persentase tidak bersedia = 11,83 persen
 
7. PKS
Bersedia membuka data pribadi = 473
Tidak Bersedia = 60
Total Caleg = 533
Persentase tidak bersedia = 11,26 persen
 
8. PSI
Bersedia membuka data pribadi = 522
Tidak Bersedia = 52
Total Caleg = 574
Persentase tidak bersedia = 9,06 persen
 
9. PDI-P
Bersedia membuka data pribadi = 532
Tidak Bersedia = 41
Total Caleg = 573
Persentase tidak bersedia = 7,16 persen
 
10. Gerindra
Bersedia membuka data pribadi = 535
Tidak Bersedia = 40
Total Caleg = 575
Persentase tidak bersedia = 6,96 persen
 
11. PBB
Bersedia membuka data pribadi = 373
Tidak Bersedia = 26
Total Caleg = 399
Persentase tidak bersedia = 6,52 persen
 
12. Perindo
Bersedia membuka data pribadi = 534
Tidak Bersedia = 34
Total Caleg = 568
Persentase tidak bersedia = 5,99 persen
 
13. PAN
Bersedia membuka data pribadi = 542
Tidak Bersedia = 33
Total Caleg = 575
Persentase tidak bersedia = 5,74 persen
 
14. PPP
Bersedia membuka data pribadi = 542
Tidak Bersedia = 12
Total Caleg = 554
Persentase tidak bersedia = 2,17 persen
 
15. Berkarya
Bersedia membuka data pribadi = 551
Tidak Bersedia = 3
Total Caleg = 554
Persentase tidak bersedia = 0,54 persen
 
16. Golkar
Bersedia membuka data pribadi = 573
Tidak Bersedia = 1
Total Caleg = 574
Persentase tidak bersedia = 0,17 persen
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com