Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Kotak Suara Rusak di Cirebon Bertambah jadi 1.410 Unit

Kompas.com - 11/02/2019, 12:24 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah kotak suara pemilu rusak di Cirebon bertambah dari 696 unit menjadi 1.410 unit. Data ini mengacu pada temuan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Barat.

Ketua Bawaslu Jawa Barat Zaki Hilmi menyebut, angka itu masih bersifat sementara. Jumlah kotak suara rusak masih mungkin bertambah lantaran Bawaslu masih terus melakukan pengecekan di gudang penyimpanan.

Diduga, kotak suara rusak lantaran basah terkena air hujan.

"Itu angka sementara, karena masih banyak yang belum dibongkar, kan numpuk tuh, yang bawah itu yang rusak, yang basah, gitu. Kemungkinan bisa di 2.000 (kotak suara yang rusak) kalau hitungan mereka," kata Zaki saat dikonfirmasi, Senin (11/2/2019).

Baca juga: Soal Kotak Suara Rusak, KPU Sebut Spesifikasi Sudah Dicek Sebelum Diproduksi

Zaki menjelaskan, pada Sabtu (9/2/2019) malam, hujan mengguyur sebagian wilayah Cirebon. Esok harinya, ditemukan bahwa gudang penyimpanan kotak suara di Cirebon tergenang air dan merendam kotak suara.

KPU Kabupaten Cirebon, kata Zaki, tidak mengantisipasi dan memperhitungkan terjadinya hujan akan menyebabkan kebocoran.

Penyimpanan kotak suara oleh KPU Cirebon juga dinilai tidak sesuai dengan Standar Operasional Teknis Kerja (SOTK). Kotak suara tidak dilapisi alas palet sebelum diletakan di gudang.

"Kalau yang lain itu dikasih alas palet. Ini enggak ada, jadi setelah kotak suara disetting, itu ditaruh hanya dilapis bekas bilik suara pilgub. Tidak ada palet, alasan mereka faktor keuangan," ujar Zaki.

Menanggulangi hal tersebut, Bawaslu Jabar meminta KPU Cirebon untuk memindahkan gudang penyimpanan ke tempat yang menjamin tidak terjadi kebocoran. Sehingga, logistik pemilu terhindar dari kerusakan.

Baca juga: Bawaslu RI Temukan 696 Kotak Suara Rusak di Gudang KPU Cirebon

Bawaslu juga meminta KPU Cirebon segera mengajukan proses penggantian kotak suara yang rusak ke KPU pusat.

Kotak suara yang digunakan untuk pemilu 2019 adalah karton kedap air atau dupleks.

Setelah melalui proses uji coba, kotak suara berbahan dasar dupleks itu mampu menahan beban lebih dari 80 kilogram. Kotak ini juga diklaim kedap cipratan air, namun tetap akan rusak jika terguyur air dengan volume yang besar. 

Kompas TV Sekitar 200 kotak suara yang terbuat dari kardus di dalam gudang Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Cirebon, Jawa Barat rusak. Ratusan kotak suara berbahan kardus itu rusak akibat terkena air hujan. Sejumlah kotak yang berada di bagian paling bawah basah terendam air. Menurut Ketua KPU Kabupaten Cirebon, Asep Saefudin Jazuli kerusakan terjadi setelah hujan deras disertai angin kencang mengguyur wilayah sekitar gudang pada Jumat (8/2/2019) malam hingga Sabtu (9/2/2019) dini hari. Diperkirakan ada 200 kotak suara yang rusak dari total 14.745 kotak suara yang sudah dirakit. Pada Pemilu mendatang KPU Kabupaten Cirebon membutukan lebih dari 33.730 kotak suara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com