Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto Minta Filipina Tak Buru-buru Sebut WNI Pelaku Teror Bom di Gereja

Kompas.com - 04/02/2019, 11:42 WIB
Devina Halim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengatakan, Pemerintah RI belum bisa mengonfirmasi terkait kabar yang menyebut adanya keterlibatan pasangan suami istri warga negara Indonesia dalam teror bom di Gereja Katolik Pulau Jolo, Filipina Selatan.

Wiranto meminta pihak Filipina tak buru-buru menyebut pelaku merupakan WNI sebelum memperoleh kepastian. 

Dugaan terlibatnya WNI dalam peristiwa teror itu diungkap Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ano, yang menyebut pasangan asal Indonesia sebagai pelaku.

Wiranto mengatakan bahwa informasi tersebut bersifat sepihak dan belum dapat dikonfirmasi.

Baca juga: 2 WNI Disebut jadi Pelaku Bom di Filipina, Ini Kata Kemenlu

"Saat ini kan ada cukup ramai tuduhan dari pihak Filipina, terutama Menteri Dalam Negeri, bahwa ada keterlibatan WNI dalam aksi teror di Filipina. Di sini saya menyampaikan bahwa itu kan berita sepihak ya," kata Wiranto saat ditemui di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (4/2/2019).

Wiranto menjelaskan bahwa koordinasi antara pihak Indonesia dan Filipina masih terus dilakukan terkait kasus tersebut.

Namun, untuk memastikan identitas pelaku teror masih menjadi wewenang pihak Filipina.

"Koordinasi sampai sekarang belum tuntas, bahwa itu masih otoritas Filipina sendiri, kepolisian, pihak yang bersangkutan dalam masalah terorisme. Di sisi lain koordinasi itu sedang menjajaki, sedang memastikan ini siapa. Jadi tidak buru-buru divonis bahwa itu orang Indonesia," jelasnya.

Wiranto menyarankan lebih baik menunggu informasi pasti terkait identitas pelaku.

Mantan Panglima ABRI ini menambahkan, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Kementerian Luar Negeri RI terus berusaha menelusuri hal itu.

Sebelumnya, Mendagri Filipina Eduardo Ano mengatakan, dua pelaku serangan bom bunuh diri di gereja Katolik di Pulau Jolo, Filipina berasal dari Indonesia.

Baca juga: Suami Istri asal Indonesia Disebut Jadi Pelaku Bom Bunuh Diri di Gereja Filipina

Disampaikan Ano, Jumat (1/2/2019), pihak militer telah memastikan bahwa insiden ledakan dua bom di Gereja Jolo di Provinsi Sulu pada Minggu (27/1/2019), lalu merupakan bom bunuh diri yang dilakukan dua orang.

Insiden bom ganda tersebut telah menewaskan 22 orang dan melukai 100 orang lainnya.

"Yang bertanggung jawab (dalam serangan ini) adalah pembom bunuh diri asal Indonesia," kata Ano, seperti dilansir BBC News Indonesia.

"Tujuan dari pasangan Indonesia ini adalah untuk memberi contoh dan mempengaruhi teroris Filipina untuk melakukan pemboman bunuh diri," tambahnya.

Kompas TV Sejumlah pejabat tinggi keamanan Filipina memeriksa Katedral Katolik, tempat para tersangka gerilyawan ISIS meledakkan bom hingga menewaskan 20 orang dan melukai lebih dari 100 orang lainnya. Kepolisian pun menginvestigasi ledakan bom yang terjadi di gereja tersebut. Dalam peristiwa hari Senin (28/1) kemarin, ledakan pertama dari dalam gereja. Tentara dan polisi kemudian bergegas masuk ke lokasi ledakan bom dan beberapa menit kemudian terjadi ledakan kedua dari luar gereja. Ledakan ledakan ini mengakibatkan sejumlah bangku kayu di aula utama rusak parah hingga kaca jendela gereja mengalami kerusakan berat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Nasional
TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

Nasional
Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

Nasional
Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Nasional
Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Nasional
PAN Persoalkan Selisih 2 Suara tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

PAN Persoalkan Selisih 2 Suara tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

Nasional
Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Nasional
KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

Nasional
Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Nasional
Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

Nasional
Airin dan Ahmed Zaki Dekati PKB untuk Pilkada 2024

Airin dan Ahmed Zaki Dekati PKB untuk Pilkada 2024

Nasional
Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Nasional
Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com