Dalam foto juga dituliskan caption: "Sudah menyebar,,didiamkan pula,,bisa kritik lagi"
Faktanya, foto yang dinarasikan sebagai kebangkitan kader-kader PKI itu sudah diklarifikasi langsung oleh Nainggolan yang juga dikenal sebagai pengamat transportasi.
Foto tersebut adalah ketika Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) berkunjung ke Vietnam.
Kabar disinformasi ini adalah daur ulang dari disinformasi di tahun 2017.
Selain dari media sosial Facebook, ada juga kabar bohong yang beredar di aplikasi pesan, WhatsApp yang menginformasikan modus pencurian mobil menggunakan media garam dan air liur.
Dalam pesan, disebutkan kedua media ini bisa digunakan untuk menjebol kaca mobil dengan mudah.
Modus pencurian yang dimaksud sebenarnya bukan menggunakan media garam dan air liur, tetapi busi atau spark plugs. Perlu diketahui, keramik busi atau aluminium oxide ceramic memiliki skala kekerasan di bawah intan.
Tingkat kekerasan busi adalah 9 skala Mohs dan tingkat kekerasan intan adalah 10 skala Mohs.
Sementara, kaca mobil terbuat dari batu kwarsa dengan skala kekerasan di bawah keramik busi, karena tingkat kekerasan kaca mobil hanya 6,5 skala Mohs.
Ada hoaks yang tersebar di media sosial Facebook yang menginformasikan bahwa dua pelajar SMA berhasil menemukan cara mendeteksi kandungan boraks dengan menggunakan tusuk gigi dan kunyit.
Awalnya, kabar ini telah lama beredar melalui pesan SMS dan pesan WhatsApp.
Banyak masyarakat yang percaya dan menusukkan tusuk gigi yang sudah diberi kunyit pada makanan dan warnanya berubah merah berarti makanan itu mengandung boraks.
Faktanya, Kemenkominfo melakukan konfirmasi ke pelajar yang bersangkutan, yakni Luthfia Adila, pelajar SMA 3 Semarang.
Ia mengungkapkan bahwa alat yang digunakan untuk mengecek kandungan boraks bukan tusuk gigi, melainkan alat pendeteksi borak yang berbentuk menyerupai tusuk gigi.
Atas penelitiannya, Luthfia dan rekannya, Dayu Laras Wening memperoleh medali emas di ajang Internasional Exhibition for Young Inventors (IEYI) pada 2014.