Bambang Kesowo yang eksentrik
Mega juga menceritakan pertemuannya dengan Bambang Kesowo, mantan Menteri Sekretaris Negara dalam Kabinet Gotong Royong. Mega mengenalnya sejak masih menjabat sebagai wakil presiden.
Dulu, Mega mendapati kondisi administrasi kantor wapres yang carut marut. Keuangan kantor wapres sendiri dalam kondisi minus.
"Waktu itu saya pikir 'Aduh kok saya ini ketiban sampah'. Apa dipikir enak? Waktu itu lho masih dalam krisis terus saya jadi wapres," ujar Mega.
Baca juga: Cerita Purnomo Yusgiantoro tentang Megawati yang Tak Takut Peristiwa 9/11
Mega pun merasa membutuhkan sekretaris wakil presiden. Pemikirannya ini juga berasal dari pengalaman ayahnya, Soekarno, yang memiliki sekretaris. Mega kemudian meminta saran kepada Moerdiono, mantan Menteri Sekretaris Negara pada era Soeharto.
Moerdiono yang kemudian menyarankan nama Bambang Kesowo.
"Tetapi Pak Moer bilang, ini orangnya nanti lihat deh. 'Kenapa?' saya bilang. (Kata Pak Moer) ya hampir sampai ke tingkat eksentrik. Lho kok orang eksentrik diberikan kepada saya ya?" ujar Mega.
Namun akhirnya Mega memberi kesempatan. Bambang pun datang ke rumah dinas wapres dengan setelan jas lengkap. Dia kemudian duduk menyilangkan kaki sambil memangku buku note dan pulpen.
Baca juga: Kenangan Yusril Saat Jadi Menteri, Dipanggil Adik oleh Megawati
"Pakai pulpen tek tok tek tok itu. Saya bilang tengil juga nih orang," kata Mega.
Mega menyampaikan kepada Bambang bahwa dia menawarkan posisi sekretaris wakil presiden. Namun, Bambang harus bekerja dalam kondisi keuangan kantor wapres yang minus.
Ia memberi waktu tiga hari bagi Bambang untuk memutuskan. Jika mau, Bambang tinggal datang dan langsung bekerja tanpa harus melapor lagi. Tiga hari kemudian, Bambang muncul di hadapan Megawati dan menerima jabatan itu.
Setelah Megawati menjadi presiden, Bambang pun diangkat menjadi mensesneg. Bambang menjadi salah satu menteri yang paling berkesan dalam ingatan Megawati.
Dik Yusril
Para mantan menteri tertawa mendengar cerita Mega, seolah dibawa kembali ke masa pemerintahan yang lalu. Setelah menceritakan Boediono dan Bambang Kesowo, Megawati bercerita tentang Yusril yang dia panggil 'adik'. Yusril kebetulan ikut duduk di sebelahnya dalam peluncuran buku itu.
"Kalau Pak Yusril lain lagi," kata dia.
Kepada Yusril, Mega ingat pernah mewanti-wanti untuk tidak mencampurkan urusan partai dengan pemerintahan. Sejak awal, Mega sudah meminta komitmen Yusril atas hal itu.
"Saya bilang, 'Dek kamu kan ketum PBB. Kangan kamu bawa urusan partai ya ke kabinet saya. Saya bos kan presiden, kamu menteri saya. Setuju gak?'," ujar Mega menirukan ucapannya kepada Yusril saat itu.
"Karena saya butuh urusan hukum tata negaramu. Kata dia 'Iya mba, baik'. Dia jalan juga tuh," lanjut Mega.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.