Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Menko Luhut Cium Kaki Prabowo jika Terpilih Jadi Presiden

Kompas.com - 21/01/2019, 12:44 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Belum lama ini beredar kabar yang menginformasikan bahwa Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) RI, Luhut Binsar Pandjaitan, akan mencium kaki Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto jika Prabowo terpilih sebagai Presiden RI periode 2019-2024.

Adapun informasi ini awalnya beredar di laman operain.blogspot.com pada Kamis (17/1/2019).

Luhut Binsar Pandjaitan sendiri memberikan konfirmasinya.

Narasi yang beredar:

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, kabar Luhut yang akan cium kaki Prabowo Subianto ini berawal karena Luhut tidak tahan dengan pemberitaan terkait utang pemerintah yang terus dilemparkan kepada Presiden Joko Widodo.

Kemudian, Luhut menantang pengkritik Jokowi yang menyampaikan utang pemerintah itu untuk menunjukkan data dengan taruhan cium kaki.

Dalam tulisan berjudul "Luhut: Saya Siap Cium Kaki Prabowo Jika Dia Bisa Jadi Presiden!!" juga mencantumkan kutipan dari Luhut.

"Prabowo bilang utang kita banyak saya, Luhut Binsar Panjaitan, kalau dia bisa jadi presiden, saya cium kakinya, tetapi kalau Jokowi terpilih kembali, kau cium kaki saya," ujar Luhut, dalam tulisan itu.

Menurut artikel, Luhut mengungkapkan pernyataan itu dalam acara Sarasehan Nasional bertema Belajar dari Resolusi Konflik dan Damai Maluku di Jakarta pada Rabu (11/7/2018).

Menurut Luhut, ia memiliki data valid soal utang pemerintah. Untuk itulah ia berani melontarkan tantangan untuk adu data kepada pengkritik Jokowi.

Namun, Luhut enggan menyebut nama pengkritik Jokowi yang dimaksud.

Penelusuran Kompas.com:

Setelah kabar dari blog tersebut tersiar di beberapa lini masa, Luhut Binsar Pandjaitan pun memberikan klarifikasi bahwa semua kutipan dalam blog tersebut adalah hoaks.

"Sehubungan dengan adanya pemberitaan 'Luhut: Saya Siap Cium Kaki Prabowo Jika Dia Bisa Jadi Presiden!!' maka dengan ini saya menyatakan bahwa saya tidak pernah mengeluarkan pernyataan seperti itu, baik secara lisan maupun tulisan," ujar Luhut kepada Kompas.com pada Senin (21/1/2019).

Selain itu, ia juga menanti adanya permintaan maaf secara resmi dari media operain.blogspot.com atau media lainnya yang juga turut menyebarkan.

Namun, Luhut tidak akan segan untuk menindaklanjuti kasus ini ke ranah jika permohonan maaf tidak segera disampaikan.

"Demikian klarifikasi ini saya sampaikan dengan tujuan mengingatkan kita semua untuk melaksanakan demokrasi dengan damai, tanpa berita bohong," ujar Luhut.

Adapun ia juga mengajak masyarakat untuk memilih berita secara cerdas dan bijak, yakni dengan mengedepankan program kerja dan rekam jejak kedua paslon berdasarkan data yang benar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com